Kelompok HAM Oxfam hari Senin (20/1) merilis sebuah laporan mengenai ketidaksetaraan global menjelang pertemuan pemimpin pemerintahan dan bisnis pada Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss minggu ini. Salah seorang penyusun laporan itu, Nick Galasso mengatakan kepada VOA warga elit yang kaya itu menggunakan kekuatan politik untuk mendapatkan pajak yang lebih rendah, menyembunyikan kekayaannya di luar negeri, atau untuk memenuhi kepentingan mereka yang lainnya. Galasso mengatakan tingginya ketidaksetaraan itu merugikan pertumbuhan ekonomi, mempersulit pengentasan kemiskinan dan menyebabkan berbagai kecemburuan sosial termasuk kejahatan dan penyakit. Oxfam mengatakan bahwa “miliarder kaya itu kini tidak tertandingi dalam sejarah.” Tahun lalu majalah Forbes menghitung gabungan kekayaan ke 85 orang itu mencapai 1,7 trilyun dolar. Sementara itu, Paus Fransiskus telah mengimbau elit bisnis dan politik untuk menggunakan kemampuan dan sumber daya mereka yang berlimpah untuk mengentaskan kemiskinan global. Pesan Paus Fransiskus hari Selasa itu, membuka Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos, Swiss. Dalam pesan itu, Paus memuji peran fundamental yang dimainkan bisnis modern dalam meningkatkan layanan kesehatan, pendidikan dan komunikasi. Namun, Paus juga mengatakan adalah “tidak bisa diterima” kelaparan masih melanda di banyak negara-negara ekonominya sulit. Ia juga mendesak para delegasi forum itu “untuk memastikan manusia dilayani bukan dikuasai oleh kekayaan”. Himbauan Paus tersebut disampaikan sementara organisasi HAM Oxfam merilis sebuah studi yang menunjukkan harta 85 orang terkaya di dunia setara dengan harta 3,5 miliar orang- atau sekitar separuh penduduk dunia.