Tebang Pilih, Lawan Api dengan Api, masih Pro-Kontra

By , Rabu, 22 Januari 2014 | 16:00 WIB

Dalam daerah yang terimbas kebakaran ada berbagai tingkat kerusakan, dari kehilangan hutan yang luas sampai pohon-pohon yang sebagian terbakar, tapi masih hidup. Dinas Kehutanan AS ingin menerapkan sistem tebang pilih (salvage logging) pada pohon-pohon yang turut terbakar tapi masih berdiri. Ini harus dilakukan dalam waktu sekitar dua setengah tahun atau pohon-pohon yang mati itu akan membusuk.

Tebang pilih masih mengundang pertentangan. Para penentang, termasuk pemerhati lingkungan, mengatakan, bahwa manfaatnya  bagi kesehatan hutan dan sebagai pengurang kebakaran di masa depan belum terbukti. Menurut mereka, praktik ini terutama hanya memberikan keuntungan keuangan bagi penebang, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan pohon di kawasan lindung.

Bila dilakukan secara serampangan, tebang pilih dapat merusak pohon hidup, melukai kemampuan hutan untuk memulihkan diri secara alami , dan benar-benar dapat meningkatkan resiko kebakaran jika ranting mati yang tersisa dibiarkan di tanah.

Jim Branham dari Sierra Nevada Conservancy setuju, bahwa tebang pilih selalu kontroversial, tapi dia berharap,  bahwa kita bisa berdiskusi tentang penyelamatan dan membiarkan bagian lahan dalam kondisi yang mendukung spesies. "Itu karena ukuran Rim Fire meninggalkan ‘mosaik’ lahan, dengan berbagai kerusakan yang memberikan banyak peluang.

Melawan Api Dengan Api

Rim Fire membakar begitu panas karena "Selama 75 tahun terakhir cukup berhasil menekan kebakaran," kata Ryan Burnett, ahli biologi burung. Akibatnya, sejumlah besar kayu mati terbentuk, sehingga ketika hutan terbakar pada bulan Agustus—didorong oleh cuaca panas kering—berubah menjadi neraka.” Untuk mencoba mengurangi sebagian dari “bahan bakar kayu” ini, Dinas Kehutanan AS memiliki kebijakan untuk melakukan "penipisan mekanis” dengan tebang pilih, khususnya di sekitar permukiman dan bangunan lainnya.

"Kita memang harus menghapus sejumlah ‘bahan bakar kayu’ untuk mengurangi suhu kebakaran, tapi tiada cara yang bisa Anda lakukan untuk menipiskan 10 juta hektare," kata Burnett, mengacu pada ukuran hutan di wilayah tersebut. Apa lagi bila kebakaran dipicu alami oleh suhu cuaca saat itu. Tiada yang bisa menghentikannya.

Kebakaran terkendali, kata Burnett, baru bisa dilakukan terutama jika dipicu petir di musim semi, ketika hutan relatif basah. Kayu mati secara alami dipangkas. Plus membuka lebih banyak habitat untuk spesies yang menjadi perhatian.

Branham mengatakan, bahwa kesepakatan telah terbangun antar berbagai lembaga agar mengendalikan kebakaran secara lebih alami. Dinas Taman Nasional (National Park Service) baru-baru ini mulai menguji coba pendekatan ini di lahan, yang memungkinkan petir membakar beberapa bagian Yosemite. Kebakaran tersebut bukan tanpa risiko. Kebakaran Cerro Grande api pada tahun 2000 di Los Alamos, New Mexico awalnya adalah kebakaran terkendali yang kemudian mengamuk menghancurkan 400 rumah senilai 1 miliar dolar AS.

"Kita tidak bisa sama sekali menghentikan kebakaran," kata Burnett, “Tapi kebakaran tak harus selalu kita pandang sebagai bencana. Mau tak mau kita harus mengakui, bahwa kebakaran memberi nilai tertentu pada lahan.”   

Burnett menambahkan, bahwa batas lahan penduduk dengan hutan mungkin bisa menjadi laboratorium terbaik untuk uji coba pengendalian kebakaran lebih alami, seperti kearifan lokal yang dilakukan Xi, suku asli gurun Kalahari dalam The God Must Be Crazy. Rim Fire hanya membakar segelintir bangunan karena memang hanya sedikit orang tinggal di hutan nasional.

Branham mengatakan, Rim Fire  menyediakan lahan luas dan banyak kesempatan untuk mencoba sesuatu yang berbeda dan belajar dari masa lalu. "Mudah-mudahan kita bisa mendapat model pengendalian kebakaran hutan baru," katanya. "Di beberapa daerah kita akan mengatakan ‘biarkan kebakaran itu’, dan di daerah lain mungkin perlu ditekan."