Lalat Ruang Angkasa Rentan Serangan Jamur

By , Sabtu, 25 Januari 2014 | 17:54 WIB

Menjelajah ruang angkasa boleh jadi pengalaman yang luar biasa. Tapi ternyata, itu tidak baik untuk sistem pertahanan tubuh. Dari sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS One, diketahui bahwa tumbuh besar di ruang angkasa telah melemahkan titik kunci sistem kekebalan tubuh lalat Drosophila."Sudah lama diketahui bahwa penerbangan antariksa mempengaruhi respons kekebalan tubuh," kata Deborah Kimbrell, peneliti dari Department of Molecular and Cellular Biology, UC Davis College of Biological Sciences yang mengetuai studi.Dalam studi, lalat dikirim ke antariksa saat masih berupa telur. Mereka menumpang pesawat ulang alik Discovery dan menjalani misi selama 12 hari di luar angkasa. Lalat Drosophilia dipilih karena sistem kekebalan tubuhnya memiliki banyak persamaan dengan mamalia seperti tikus dan manusia.Lalat sendiri membutuhkan waktu 10 hari mulai dari telur sampai tumbuh menjadi lalat dewasa. Setelah mereka dikirim kembali ke Bumi, Kimbrell dan timnya menguji daya tahan lalat terhadap dua macam infeksi. Jamur dan bakteri. Hasilnya, meski respons lalat terhadap serangan bakteria tetap kuat, namun daya tahan tubuh terhadap jamur di kalangan lalat yang tumbuh besar di antariksa tidak berfungsi. Ini membuktikan adanya hubungan antara respons kekebalan tubuh dengan gaya gravitasi.Di masa datang, pesawat ruang angkasa yang didesain untuk misi jangka panjang akan dilengkapi dengan alat yang bisa digunakan oleh para awak untuk menjaga massa tulang dan ototnya. "Tapi ternyata alat ini juga bisa memiliki efek penting terkait sistem pertahanan tubuh astronot," ucap Kimbrell.Ke depan, Kimbrell dan timnya berharap akan dapat melanjutkan studi terkait lalat di International Space Station.