Sikap Sempurna? Tirulah Penari

By , Senin, 27 Januari 2014 | 13:15 WIB

Mari berlatih body conditioning, dasar-dasar gerakan balet.

Pertama-tama, berdirilah dengan benar. Kesalahan umum yang dilakukan adalah bersikap bungkuk, bahu melengkung ke depan, berakibat otot pinggang mengerut dan kelenturan menurun. Atau, punggung melengkung dan perut terlalu menonjol ke depan atas hingga menambah tekanan pada tulang belakang bagian bawah. Karena terlalu menahan berat tubuh, kaki bisa bengkok.

Yang benar, posisi kepala, bahu, perut, pinggul, kaki sejajar lurus. Pantat tak boleh terlalu nungging atau sebaliknya, terlalu ‘masuk’. Tumpuan berat bukan di tumit, tapi di seluruh telapak kaki. Tumit bisa rapat dan telapak kaki depan membuka membentuk segi tiga, atau telapak kaki sejajar baik rapat atau berjarak. Tubuh lurus dan agak condong ke depan, tegak tapi santai, tak tegap tegang bak sikap sempurna tentara. Tulang punggung dan otot perut otomatis menguat, perut rata tak membuncit.

Keseimbangan pun lebih terjaga. Cara mengujinya, “Berjinjitlah. Bila tumpuan di seluruh telapak kaki, tubuh bisa kembali berdiri sempurna dengan posisi stabil, tak terpaksa meliuk ke depan atau belakang dulu,” papar Takako “Tata” Leen, penari utama Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI)., memperagakan.

Kesalahan yang terutama dilakukan wanita, “Mungkin agar tampak sexy, tumpuan di tumit, dada terlalu dibusungkan, bahu terlalu ditarik ke belakang,” lanjut Rusdy, “Tulang iga, otot paha dan perut jadi tegang, tulang belakang ruas panggul tertekan, mendorong rahim tak berada di posisi benar.”

Untuk calon penari profesional, sekitar 20 gerakan dasar ini dilakukan intensif tiap hari. Tiap gerakan diulang dua kali dengan hitungan delapan. Di enam bulan pertama, karena harus diperbaiki dan dibantu instruktur, latihan bisa berlangsung sampai 1,5 jam. Tapi bila sudah mahir, selesai dalam 15—20 menit. Body conditioning pun jadi sarapan rutin selama menjadi penari, mempersiapkan tubuh agar lentur menari.

Bagi yang tak berniat jadi penari profesional, “Latihan cukup dilakukan 2—3 kali, masing-masing 1,5 jam. Terutama untuk gerakan sederhana leher, bahu, tangan, kaki, sikap berdiri dan cara bangun tidur yang benar. Latihan perut tak diutamakan karena lebih untuk persiapan penari profesional.”  

Dari pengalaman, “dosis” ini bisa memulihkan sakit kepala dan punggung menahun. Menurut Rusdy, Maya Hasan si pemetik harpa juga memanfaatkan body conditioning untuk memulihkan kondisi bahu dan punggungnya yang kerap membungkuk karena tuntutan posisi ketika memainkan alat musik itu.

Salah satu ciri orang sehat, menurut Rusdy, bila ruas tulang punggungnya lentur meregang didukung otot-otot sekelilingnya. Bila tak pernah latihan peregangan apalagi kerap bersikap tubuh salah, ruas tulang belakang rapat, mudah terjadi gesekan. Bila kerap terjadi, cairan dalam ruas antartulang akan mengalir keluar dan mengeras yang kita kenal sebagai pengapuran.

Perilaku hidup sehat juga penting. Di EKI, misalnya, walau tak terlalu menghitung rinci kebutuhan kalori per hari, penari makan cukup gizi tiga kali sehari, diseling makanan kecil dan buah, dan segelas susu kacang kedelai atau susu sapi segar di malam hari. Yang pantang, atau boleh dikonsumsi tapi dalam jumlah sedikit, adalah gorengan, lemak, emping melinjo, minuman ringan, dan merokok. Saat minum kopi dan teh, gula pasir diganti dengan gula batu yang dicairkan. Menurut pengalaman, “Gula pasir bikin susah tidur,” papar Rusdy, “Es krim dan cokelat, boleh.”