Para peneliti di Amerika Serikat mempelajari pengalaman kelompok pasien berusia 11 hingga 24 tahun yang memproduksi video musik selama tiga pekan.
Semua pasien tersebut sedang menjalani perawatan transplantasi sel induk yang berisiko tinggi. Untuk memproduksi video musik, para pasien muda ini diminta untuk menulis lirik lagu, merekam suara, dan mengumpulkan gambar-gambar video untuk membuat cerita.
Mereka didampingi oleh terapis musik yang membantu pasien mengidentifikasi hal penting bagi mereka dan bagaimana menyampaikan ide mereka.
Setelah selesai, video-video tersebut dipertontonkan kepada keluarga dan teman-teman melalui "pemutaran perdana".
Mereka menemukan bahwa kelompok yang membuat video musik ini memiliki ketahanan yang lebih baik dan lebih bisa menghadapi perawatan kesehatan dibandingkan dengan kelompok yang tidak menjalani terapi musik.
Selain itu, 100 hari setelah perawatan, mereka juga merasa bahwa komunikasi antara keluarga menjadi lebih baik dan mereka lebih akrab bersama teman-temannya.
Sheri Robb, terapis yang bekerja dalam riset ini menjelaskan mengapa musik sangat bagus untuk mendorong anak muda untuk lebih terlibat.
Dia mengatakan, "Ketika semua hal tampak tidak menentu, lagu-lagu yang akrab dengan mereka adalah sesuatu yang berarti dan membuat mereka merasa terhubung."
Penelitian ini terpublikasi di jurnal Cancer.