Karier Saya Mandek atau Berkembang?

By , Kamis, 30 Januari 2014 | 07:00 WIB

Ada beberapa pertanyaan sederhana untuk memastikan, bahwa pekerjaan Anda tak berkembang. Setiap kali bersiap ke tempat kerja, apakah Anda merasa enggan atau malas? Di sepanjang waktu merasa mengerjakan hal sama?

Dapat mengerjakan tugas sambil memejamkan mata, karena mudahnya? Tak ada yang bisa dilakukan lagi di perusahaan atau pekerjaan kita, tak ada sesuatu yang baru yang bisa dipelajari, dan tak ada peluang untuk itu? Perusahaan atau atasan tak mendorong dan tak ingin membantu kemajuan kita?

Nah, kalau jawabannya ya, saatnya mengevaluasi pekerjaan kita.

Sebenarnya, yang kita inginkan adalah pekerjaan yang terus berkembang, yang lebih kita kenal sebagai karier. Jerald Greenberg dari Ohio State Universidy dalam bukunya, Managing Behavior in Organizations, memaknai karier sebagai rangkaian pengalaman kerja yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Dilihat dari “jalannya”, ada tiga tahapan karier, yaitu karier awal, karier menengah, dan karier akhir.

Karier awal, titik awal bekerja. Kalau sudah besar, mau jadi apa? Basa-basi semasa kita kanak-kanak itu mestinya sudah bisa kita jawab dengan serius sejak usia 20-an. Inilah tahap ideal perencanaan karier, yaitu proses menentukan pekerjaan atau kegiatan yang akan kita tekuni. Pilihan kita biasanya tergantung pada bakat, kemampuan, kebutuhan, tujuan, sikap dan nilai yang kita anut, yang umumnya mulai tergambar dari bidang yang kita pilih di perguruan tinggi.

Pada pertengahan usia 30-an, semestinya kita telah makin mantap dalam berkarier berkat pemahaman diri tentang karier yang biasa disebut jangkar karier.

Jangkar karier terkait erat dengan kemampuan, kebutuhan dan nilai-nilai dasar. Secara umum terbagi dalam lima jenis. Pertama, karier fungsional yang terfokus pada keahlian pada bidang-bidang khusus, dan bekerja di perusahaan atau lembaga macam ahli mekanik, desain grafis atau pustakawan.

Kedua, karier managerial, fokus pada pekerjaan menganalisis dan mengelola orang-orang, yang biasa dilabeli sebagai manager atau eksekutif. Ketiga, karier yang aman dan stabil dengan jenjang jelas, macam kemiliteran. Keempat, karier yang menuntut kemampuan berwirausaha, bagi orang-orang yang tertarik mendirikan perusahaan dan menghasilkan produk baru. Dan kelima, karier mandiri, pilihan orang-orang yang suka bekerja bebas dan leluasa sesuai iramanya, biasa disebut freelancer atau independen, misalnya, peneliti, konsultan, seniman dan penulis lepas.

Sebelum sampai pada jangkar karier, pada tahap awal karier sering kita mengalami perubahan pekerjaan. Kadang, pekerjaan yang kita incar dan dapat ternyata tak semenarik yang diharapkan. Mungkin juga kita mustahil masuk profesi tertentu karena keterampilan tak sesuai. Hasilnya sama : mengejar pekerjaan berbeda-beda.

Kita memang akan lebih mudah berganti pekerjaan saat masih muda. Di tahap awal karier, ketika tuntutan karier mulai terbentuk dan tanggung jawab kehidupan lebih memungkinkan untuk berubah dan bergerak, memang akan sering terjadi ganti pekerjaan.

Intinya kini, bagaimana memilih salah satu dari jangkar karier ini. Ada tiga masalah yang biasa dihadapi. Pertama, kecocokan organisasi hingga cenderung memilih pekerjaan sesuai keterampilan dan minatnya.

Kedua, cenderung memilih pekerjaan sesuai pandangan dirinya. Misalnya, meski punya pendidikan di bidang ekonomi, tapi bila memainkan piano yang telah kita tekuni sejak kecil lebih menarik minat, mungkin kita akan lebih memilih jadi pianis daripada bankir.

Ketiga, peluang. Bila karier sebagai pianis saja tidak (belum) bisa menjamin kebutuhan hidup keseharian, kita tetap kerja di bank sementara menjadi pianis bisa sebagai karier paralel yang bukan saja memberi penghasilan tambahan, tapi bisa menjadi sekoci yang siap menampung bila suatu saat keadaan memungkinkan.