Serba-Serbi Sidik Jari

By , Kamis, 30 Januari 2014 | 17:01 WIB

Bagaimana serba-serbi sidik jari manusia?

Alur-alur kulit di ujung jari dan telapak tangan dan kaki mulai tumbuh di ujung jari sejak janin berusia sekitar empat minggu hingga sempurna saat usia enam bulan di kandungan. Detail anatomi ini memperkasar permukaan telapak tangan dan kaki hingga memperkuat cengkeraman kala memegang atau berjalan, hingga benda yang dipegang tak mudah lepas, dan tak mudah terpeleset.

Lukisan telapak tangan manusia di gua-gua prasejarah menunjukkan, sejak awal manusia menandai keberadaannya dengan mengecapkan telapak tangan. Sekitar 500 SM, bangsa Babilonia mencatat perniagaan di tablet tanah liat plus sidik jari mereka. Di masa sama, bangsa Cina membuat segel tanah liat bercap sidik jari di dokumen, dan di abad ke-16 melengkapi penjualan anak dengan sidik jari kaki dan tangan di kuitansi penjualan.

Secara resmi, istilah sidik jari digunakan pertama kali oleh Dr Nehemiah Grew. Ialah yang memperkenalkan pada Royal College of Physicians, London pada 1684 tentang tanda-tanda penting yang ditemukan di ujung jari manusia. Setahun kemudian, Gouard Bidloo membuat buku pertama pola sidik jari lengkap. Pada 1788, JCA Mayer menyatakan, tak ada dua orang, kembar sekalipun, bersidik jari persis sama walau ada kemiripan antarindividu.

Pada 1823, John E Purkinje dari University of Breslau membuat klasifikasi sidik jari dalam 9 golongan utama, walau kemudian Francis Galton berpendapat bahwa hanya ada tiga pola utama, selebihnya variasi arch (busur), whorl (pusaran),dan loop (lengkung). Pola-pola ini memberi banyak harapan mengenali ragam psikologis manusia.