Para ahli paleontologi telah lama berspekulasi mengenai nenek moyang burung yang hidup di zaman dinosaurus, yang diduga sudah memiliki bulu bercorak warna.Akhirnya didapatkan suatu bukti konkret dengan menelusuri jejak pigmen pada fosil burung. Penemuan ini setidak-tidaknya memberi bukti atas spekulasi mereka selama ini, bahwa burung pertama di dunia sudah memiliki warna.Pakar geokimia Roy Wogelius, pakar paleontologi Phil Manning, bersama sejumlah ilmuwan lainnya, berkolaborasi dengan Department of Energy-SLAC National Accelerator Laboratory telah meneliti spesimen dari dua burung prasejarah. Pertama, Confuciusornis sanctus yang berumur 120 juta tahun dan diketahui sebagai spesies awal burung berparuh, serta Gansus yumenensis, juga sudah hidup lebih dari 100 juta tahun lampau.Melalui teknologi canggih sinar-X kuat di laboratorium khusus, mulai terungkaplah jejak-jejak pigmen pada spesimen itu. "Kami mampu memetakan tingkat pigmen eumelanin pada bulu di bagian leher, tubuh, dan ekor C. sanctus," jelas Manning. Eumelanin ialah salah satu pigmen yang berperan dalam memberi warna mata cokelat serta warna rambut gelap pada banyak spesies dewasa ini, termasuk manusia.Dan hasil dari studi ini, direkonstruksikan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya menggarisbawahi kalau burung-burung ini sudah berwarna sejak zaman dahulu. Warna gelap semacam cokelat, merah kecokelatan, dan kehitaman yang dipastikan ada, sementara warna-warni pelangi yang lebih cerah sangat mungkin pula eksis, hanya butuh riset ekstra lanjut untuk mendapatkan bukti.Di samping itu, Wogelius dan timnya berharap temuan pigmentasi ini pun bisa dipergunakan untuk mempelajari perilaku-perilaku lain pada hewan yang telah punah, seperti pola komunikasi visual, kebiasaan makan, atau perihal mencari pasangan.