Sekelompok anggota DPR Norwegia mencalonkan Edward Snowden menjadi kandidat penerima Nobel Perdamaian karena dianggap berkontribusi terhadap transparansi dan stabilitas global. Tentu saja jasa Snowden adalah membocorkan dokumen berisi serangkaian program spionase oleh NSA.
“Perdebatan publik dan perubahan kebijakan yang terjadi setelah aksi Snowden telah berkontribusi terhadap tata dunia yang lebih stabil dan damai,” kata politisi dalam surat nominasi mereka.
Yayasan Nobel memang membolehkan pengajuan nominasi berasal dari anggota DPR, pemerintah, dan perdilan internasional, rektor universitas dan professor, serta direktur institut riset dan institut kebijakan luar negeri.
Nominasi juga bisa datang dari penerima Nobel sebelumnya, anggota dan penasihat Komite Nobel Norwegia, yang mengatur tentang Nobel Perdamaian.
Snowden merupakan salah satu dari 259 orang yang dinominasikan pada tahun ini. Ini merupakan kedua kalinya Snowden dinominasikan, tahun lalu dia juga dicalonkan oleh profesor dari Swedia.
Nobel Perdamaian 2013 diberikan pada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang bertanggung jawab atas pemusnahan senjata kimia di Suriah.
Kasus Snowden termasuk berita paling menghebohkan sepanjang tahun 2013 lalu. Meski berada dalam pelarian, Snowden terus membocorkan dokumen-dokumen rahasia NSA yang berisi sejumlah program penyadapan dan mata-mata.
Setelah dibocorkan, isi dokumen ini memantik kecaman dari para sekutu AS, termasuk negara-negara Eropa karena mereka ternyata juga menjadi objek mata-mata negara adikuasa itu. Untuk menghindari penangkapan AS, Snowden mengajukan suaka kepada 15 negara, termasuk Rusia, Brazil, India, Jerman dan Cina.
Snowden juga pernah mendapatkan tawaran suaka dari Venezuela dan Nikaragua. Pada akhirnya, sejak bulan Agustus lalu, Snowden telah mendapatkan suaka perlindungan dari Rusia.
Berdasarkan bocoran Snowden pula, pejabat Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ternyata sejak lama menjadi objek spionase Australia.