Serigala, yang memiliki hubungan erat dengan anjing, dijinakkan oleh manusia sekitar 15 ribu tahun lalu. Diasumsikan, kemampuan anjing peliharaan saat ini menjalin hubungan akrab dengan manusia berasal dari perubahan yang terjadi saat proses penjinakan tersebut. Namun efek penjinakan pada interaksi antara sesama hewan itu belum banyak dipelajari.Dari sebuah eksperimen yang dipublikasikan di jurnal PLoS One, Friederike Range and Zsófia Virányi, peneliti dari Messerli Research Institute, University of Veterinary Medicine, Vienna, Austria menemukan bahwa serigala mengamati lebih teliti aktivitas sesamanya dibandingkan dengan anjing. Dengan demikian, mereka lebih baik saat sedang mempelajari berbagai hal dari rekannya.Dalam studi, peneliti mempelajari perilaku 14 ekor serigala dan 15 ekor anjing. Semuanya berusia sekitar enam bulan dan dipelihara secara terpisah. Mereka kemudian diberi waktu untuk mengamati satu atau dua situasi di mana seekor anjing terlatih membuka kotak kayu, baik dengan mulut atau cakarnya, untuk mengambil makanan yang tersimpan di dalam.Ternyata, serigala jauh lebih baik dibandingan dengan anjing saat membuka penutup wadah makanan tersebut. Seluruh serigala berhasil membuka kotak, sementara, hanya empat ekor anjing dalam uji coba di atas yang berhasil membukanya.Serigala juga lebih sering membuka kotak makanan menggunakan metode yang telah mereka amati. Adapun anjing tampaknya lebih memilih secara acak, apakah mereka akan membuka dengan mulut atau dengan cakarnya.Untuk menghapus kemungkinan bahwa anjing berusia enam bulan tersebut gagal dalam eksperimen karena belum memiliki kemampuan kognitif yang sempurna, para peneliti melakukan tes yang serupa saat mereka berusia 9 bulan. Hasilnya, tidak ada perbedaan kemampuan meski anjing tersebut sudah 3 bulan lebih tua.Saat menguji kemampuan serigala dalam membuka kotak tanpa diberi kesempatan terlebih dahulu untuk melihat caranya, ternyata serigala juga jarang berhasil. “Kemampuan mengatasi masalah pada serigala tampaknya didasari pada pengamatan yang mereka lakukan terhadap anjing yang sudah dilatih untuk mengatasi masalah itu,” kata Range. “Serigala mengamati anjing terlatih itu dengan sangat cermat dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya saat menemukan masalah serupa. Kemampuan mereka menduplikasi pengetahuian kemungkinan berhubungan dengan kenyataan bahwa serigala lebih mengandalkan kerjasama dengan sesamanya dibandingkan dengan anjing sehingga mereka lebih memperhatikan tindakan partner mereka,” sebut Range.Menurut para peneliti, kemungkinan, asal usul hubugan akrab antara anjing dan manusia berasal dari kerjasama di antara para serigala. Saat proses domestikasi, anjing menjadi semakin menerima manusia sebagai partner sosial, lalu mengadaptasi kemampuan sosial mereka termasuk berinteraksi dengan manusia. Pada akhirnya, kemampuan mereka untuk belajar dari sesama anjing semakin menurun.