Berkat Sampah, Program Asal Malang Ini Dapat Penghargaan dari Pangeran Charles

By , Sabtu, 1 Februari 2014 | 11:39 WIB

Berobat dengan sampah melalui sistem asuransi akan dijadikan model untuk diterapkan di kota-kota lain di dunia, kata Dr Gamal Albinsaid yang meraih penghargaan di Inggris.

Gamal merupakan salah seorang dari tujuh finalis dalam lomba pertama untuk kategori pemuda Sustainable Living Young Entrepreneurs Awardsyang diselenggarakan oleh Unilever bekerja sama dengan Universitas Cambridge.

Gamal meraih penghargaan dari Pangeran Charles untuk penghargaan ini pada Jumat dini hari WIB (31/01) dalam jamuan makan di Istana Buckhingham, di London.

"Saya menyampaikan selamat kepada Gamal Albinsaid atas gagasan mengagumkan ini. Pemimpin muda ini mengembangkan gagasan yang benar-benar inovatif, menangani dua masalah pada saat yang bersamaan; manajemen dan daur ulang sampah serta asuransi kesehatan bagi masyarakat kurang mampu," kata Pangeran Charles dalam acara pemberian penghargaan.

Sementara Gamal sendiri mengatakan ingin mengembangkan sistem Klinik Asuransi Sampah ini di bidang lain termasuk pendidikan dengan apa yang ia sebut Sekolah Asuransi Sampah.

Tujuh finalis lainnya termasuk dari Meksiko dengan usulan energi terbarukan dari jaringan lampu tenaga surya dan Nigeria dengan pangan ayam murah dengan biji mangga.

"Ternyata banyak orang yang peduli dengan orang-orang yang kurang beruntung. Bayangkan bila ketujuh finalis tinggal di satu desa yang sama, apa yang terjadi?" kata Gamal.

"Itulah pesan-pesan optimistis yang saya tangkap dan sungguh kepedulian itu terasa manis," tambahnya setelah meraih penghargaan tersebut.

Gamal mengembangkan Klinik Asuransi Sampah ini pada 2010 dan sempat terhenti setelah berjalan enam bulan.

Klinik dengan sistem pemberian sampah ini dilanjutkan lagi tahun lalu dan saat ini memiliki anggota sekitar 500 orang.

Lomba ini diawali dengan pelatihan intensif oleh the Cambridge Programme for Sustainability Leadership (CPSL) awal minggu ini dan dilanjutkan dengan presentasi final Rabu lalu (29/01).

"Dalam presentasi, saya mengawali dengan masalah kesehatan di Indonesia dan rendahnya pendapatan separuh penduduk Indonesia yaitu di bawah US$2 per hari. Sehingga bisa kita bayangkan alokasi dana keuangan untuk kesehatan pada tingkat rumah tangga," kata Gamal.

"Sampah adalah solusi terbaik karena hampir setiap hari setiap orang, setiap rumah memproduksi sampah yang tidak digunakan."

Gamal mengatakan ingin mengembangkan klinik dengan sistem ini di kota-kota lain Indonesia dan juga dunia.

"Apa yang kami lakukan adalah membuat masyarakat memobilisasikan sumber daya mereka yang terbuang dan tidak digunakan, yaitu sampah dan meningkatkan akses kesehatan," tambahnya.