Kanker Tiroid Dapat Disembuhkan

By , Senin, 3 Februari 2014 | 16:37 WIB

Kanker tiroid  mudah disembuhkan. Namun, gejala awalnya sering diabaikan.

Pada usia ke-26 tahun, Dewi Yulita K (mantan pasien kanker) tiba-tiba sering pusing seperti migrain. Begitu minum obat “warung”, sakit kepala pun hilang. Di leher depan timbul benjolan kecil lunak, tapi hanya muncul di hari kerja Senin – Jumat, akhir pekan lenyap.

Semula diduga cuma stres dan capek kerja. Karena gangguannya di sekitar tenggorokan, ia menemui dokter spesialis THT (Telinga – Hidung – Tenggorokan) yang merujuk ke dokter bedah onkologi (kanker). Usai pemeriksaan menyeluruh, sang dokter berkomentar, “Mengapa baru datang sekarang?“

“Ternyata saya menderita kanker tiroid papiler stadium III,“ kisah Dewi, “Beberapa hari kemudian, saya langsung dibedah untuk mengangkat seluruh jaringan tiroid dan kelenjar getah bening karena sudah menyebar. Suara saya sempat sengau 2,5 bulan karena pembedahan dekat pita suara. Untungnya saraf-sarafnya tak terpengaruh hingga suara saya pun kembali normal. Karena seluruh kelenjar diangkat, seumur hidup saya mesti minum suplemen hormon tiroid L-tiroksin.“

Tiroid berasal dari bahasa Yunani, thyreos yang bermakna pelindung. Sehari-hari kita mengenalnya sebagai kelenjar gondok, merah kecokelatan di cuping kanan dan kiri tenggorokan. Kanker tiroid adalah keganasan yang terjadi pada pasangan kelenjar yang mengatur suhu tubuh, detak jantung, pencernaan dan jumlah kalsium dalam darah ini.

Kanker tiroid menempati urutan ke-9 dari 10 keganasan tersering. Angka kejadiannya bervariasi di seluruh dunia, 0,5 – 10 per 100.000 populasi. American Cancer Society memperkirakan sekitar 17.000 kasus baru muncul tiap tahun di AS dan sekitar 1.300 di antaranya mengakibatkan kematian. Tapi dengan pengobatan tepat, sekitar 190.000 penderita tetap dapat hidup normal bahwa ada yang bertahan lebih dari 40 tahun.

Sementara di Indonesia, menurut data dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia, kanker tiroid terjadi, “Sekitar 3% dari populasi,” ujar Soehartati Gondhowiardjo, PhD, kepala Departemen Radioterapi RSCM-FKUI, “Untuk kanker yang terjadi di daerah kepala – leher, nomor dua setelah kanker nasofaring. Di RSCM, selama 2005 –2007 tercatat 110 pasien kanker tiroid.”