Mudahkan Akses, BPOM Luncurkan Contact Centre

By , Rabu, 5 Februari 2014 | 19:30 WIB

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meluncurkan contact centre di nomor 500 533. Contact centre ini merupakan pelayanan informasi publik dan pengaduan tentang obat dan makanan. Layanan ini memudahkan masyarakat yang ingin mendapat info atau mengadu pada BPOM.

"Nomor ini diluncurkan supaya akses masyarakat bisa lebih mudah, dan BPOM bisa langsung menindaklanjuti. Apalagi kasus obat dan makanan tak sesuai ketentuan BPOM terus meningkat," ungkap Kepala Badan POM, Roy Sparingga.

Contact centre tersedia Senin-Jumat pukul 08.00-18.00. Di luar jam tersebut, pelayanan yang bernama HALO BPOM dialihkan pada telepon seluler 24 jam. Contact centre yang ada nantinya diharapkan bisa menyediakan data dan masalah apa yang banyak terjadi di masyarakat. Hal ini sekaligus pengawasan post market terhadap produk yang beredar.

Untuk menjamin masyarakat mengerti pangan aman BPOM meluncurkan Food Safety Masuk Desa (FSMD). Program ini menyasar beragam komunitas pedesaan, yang bisa dididik menjadi kader keamanan pangan desa. Program ini memberi penghargaan desa Paman (desa pangan aman), bagi desa yang melaksanakan program ini dengan baik.

BPOM juga meluncurkan aplikasi sistem e-registrasi obat tradisional dan suplemen kesehatan. Program ini diluncurkan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat. Melalui program ini masyarakat bisa mengetahui kelayakan konsumsi obat tradisional maupun suplemen kesehatan sebelum menggunakannya.

Program berikutnya yang diluncurkan adalah Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF), yang memungkinkan pertukaran informasi antara kompeten keamaman pangan. Misalnya antara Badan POM Pusat dan Daerah, dalam kasus khusu keamanan pangan. Program ini diharapkan bisa membangun kepercayaan dunia nasional dan internasional, pada keamanan pangan Indonesia.

"Nantinya kasus pengembalian barang ekspor diharapkan tidak ada lagi. Sedangkan untuk masyarakat, diharapkan makanan impor maupun lokal sepenuhnya berkualitas dan aman," kata Roy. Hal ini bisa dilakukan, karena INRASFF memungkinkan tindakan segera pada pangan berisiko, baik yang ditemukan pada pasar domestik.

Terkait keamanan obat BPOM meluncurkan e-MESO, yaitu sistem pelaporan efek samping obat secara online. e-MESO adalah subsite yang ada dalam website BPOM, yang menyediakan akses informasi keamanan obat. Melalui subsite ini diharapkan masyarakat dan tenaga kesehatan tidak lagi kesulitan melaporkan bila ditemukan efek samping obat.

Peluncuran kelima program tak lepas dari semakin ramainya pangan dan obat ilegal serta berbahaya, hasil selundupan maupun lokal. Pangan dan obat selundupan biasanya masuk lewat free trade zone atau pelabuhan tikus. Pangan dan obat ilegal tersebut juga bisa masuk lewat dokumen yang dipalsukan.

"Untuk free trade zone terbesar sampai saat ini adalah Kepulauan Batam, Riau. Sementaa untuk dokumen palsu kita mengandalkan mekanisme National Single Window (NSW). Namun kita tetap perlu kerja sama banyak pihak untuk menjamin keamanan pangan dan obat," tutur Roy.