Bisnis komputer pribadi (PC) Vaio yang baru saja resmi dilepas oleh Sony ternyata punya histori unik yang melibatkan Apple dan pendirinya, Steve Jobs.
Hal ini diungkapkan oleh Kunitako Ando, mantan presiden Sony dalam sebuah cerita yang dikutip The Verge.
Alkisah, pada 2001, Ando bermain bermain golf bersama eksekutif Sony lainnya di Hawaii.
"Pada akhir permainan, Steve Jobs dan sejumlah petinggi lain dari Apple telah menunggu kami. Jobs memegang laptop Sony Vaio yang menjalankan Mac OS," tutur Ando.
Sebelumnya, saat kembali ke Apple pada 1997, Jobs menutup bisnis "kloning" Macintosh yang melisensi sistem operasi Apple untuk dipakai di komputer buatan perusahaan lain. Jobs menilai bisnis ini merusak ekosistem dan brand Mac.
Seluruh produsen komputer selain Apple pun tak boleh memakai Mac OS lagi, kecuali Sony. Menurut Ando, ini karena Jobs mengagumi lini notebook Vaio sehingga "bersedia membuat pengecualian".
Tapi waktunya ketika itu kurang tepat. Penjualan laptop berbasis Windows milik Sony tengah menanjak. Hardware komputer ini pun dioptimalkan untuk platform besutan Microsoft tersebut. Pada akhirnya, negosiasi antara Sony dan Apple gagal membuahkan kolaborasi Vaio dan Mac OS.
Jobs memang dikenal dekat dengan Sony. Pendiri Apple ini mengagumi pendiri Sony, Akio Morita, dan pernah menyatakan belasungkawa saat Morita meninggal dunia pada 1999.
Apple juga disebut menggunakan laptop Sony Vaio untuk keperluan pengujian saat masa transisi dari hardware berbasis PowerPC ke prosesor Intel.
Kini, Sony telah memutuskan untuk menjual unit bisnis Vaio ke perusahaan investasi Japan Industrial Partners (JIP). Nilai penjualan tidak diungkapkan, tetapi harian Nikkei memprediksi besar angkanya mencapai US$490 juta. Proses akuisisi tersebut diyakini sudah akan selesai Maret 2014.
Pihak JIP berencana untuk menarik sekitar 250 hingga 300 karyawan Sony untuk bekerja di perusahaan baru ini. Nantinya, perusahaan baru tersebut akan berkonsentrasi menjual komputer pribadi untuk kelas korporat dan konsumen di pasar Jepang, sambil mencari strategi mengembangkan sayap ke pasar internasional.
Karyawan yang tidak terpilih untuk "dipinang" perusahaan baru tersebut akan dipindah ke divisi lain dari Sony. Sisanya, akan ditawari program pensiun dini.
Andai saja saat itu Sony "melepas" Vaio memakai Mac OS, mungkin nasibnya tak akan seperti ini. Selamat tinggal, Sony Vaio.