Taman punya peran penting dalam kehidupan urban. Berbeda dengan taman biasa yang hanya dilengkapi fitur bangku-bangku, air mancur, atau permainan untuk anak, taman di Jerman, tepatnya di Aachen, justru istimewa.
Taman Aachen ini tidak hanya sekadar menjadi tempat bersantai dan menikmati sinar matahari, melainkan dilengkapi situs arkeologis yang berada tepat di jantung Elisen Garden Park.
Melalui kegiatan ekskavasi besar-besaran, ditemukanlah peninggalan Periode Neolithik (4.700 sebelum Masehi) hingga Abad Pertengahan (tahun 910 sampai 1.500). Untuk melindungi, sekaligus memudahkan penduduk dan pelancong mendapatkan informasi mengenai penemuan tersebut, studio lokal Kadawittfeldarchitektur membuat bangunan kaca serta baja nirkarat di sekelilingnya.
Peninggalan bersejarah dilindungi oleh kaca, sementara pengunjung yang ingin melihat langsung dan memperoleh informasi mengenai peninggalan tersebut bisa masuk ke dalam area paviliunnya. Paviliun yang mengelilingi kaca pelindung berukuran 60 meter persegi ini memberikan kesan istimewa sekaligus meneduhkan situs tersebut. Paviliunnya sendiri berukuran 160 meter persegi.
Paviliun berbentuk bulat panjang mampu berintegrasi pada kontur tanah dan lanskap taman secara keseluruhan. Penampakan paviliun ini tidak canggung, meski harus bersanding dengan hamparan rumput dan bangunan-bangunan lain di sekeliling taman.Menurut para arsitek yang membuat paviliun ini, mereka tidak hanya memberikan bangunan tambahan bagi area taman. Pembangunan yang mereka lakukan lebih dari sekadar perlindungan klimatik terhadap lokasi bersejarah, namun juga memberikan "cangkang emosional" di sekelilingnya.
Dalam situs resminya, para arsitek mengatakan, "Cangkang luar terdiri atas dua lapisan diagonal yang saling tumpang tindih. Ruang antara cangkang terbuka dan kaca yang merumahkan situs arkeologis mengundang pengunjung mengelilingi jalan setapak di taman dan menemukan penemuan arkeologis ini. Cangkang 'emosional' ini meningkatkan pentingnya lokasi."