Letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur dinilai sebesar erupsi yang terjadi pada Gunung Merapi, Yogyakarta tahun 2010 silam.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Badan Geologi Surono di kantor Kepresidenan, Jumat (14/2). "Tadi malam pukul 22.50, letusannya sampai setinggi 17 kilometer, sama dengan Merapi tanggal 5 November 2010," ucap Surono.
Namun, ciri letusan Gunung Kelud berbeda dengan Merapi yang terus aktif selama 1 bulan menyemburkan material.
Surono menuturkan material yang dikeluarkan Gunung Kelud pada malam tadi mencapai 100-200 juta meter kubik.
Gunung Merapi menyemburkan material dari isi perutnya dengan jumlah itu juga, akan tetapi selama 1 bulan. "Kelud itu letusannya singkat," ungkap Surono.
Dia menceritakan pula, Gunung Kelud sempat erupsi pada tahun 1919. Letusan ini menimbulkan danau kawah di gunung itu. Pada tahun itu pula, 40 juta meter kubik ditumpahkan dari dalam perut Gunung Kelud dan menimbulkan korban hingga 5.000 jiwa.
Setelah itu, Gunung Kelud meletus kembali pada tahun 1966. Pada tahun 2007, Gunung Kelud yang bersifat eksplosif lagi-lagi erupsi dengan ciri letusan yang bersifat efusif (lelehan). Kejadian pada tahun 2007-lah yang kembali terjadi pada Kamis (13/2) malam.
Letusan tadi malam, sebut Surono, memuntahkan lava pijar diiringi semburan abu vulkanik dan kerikil setinggi 17 kilometer. "Tadi malam, batu di tengah kawah yang selama ini ada di Gunung Kelud, telah dilemparkan setinggi 17 kilometer," kata Surono.
Puncak aktivitas Gunung Kelud ini menyebabkan hujan abu vulkanik sampai ke berbagai daerah.