Berapa Jumlah Protein yang Sebaiknya Dikonsumsi?

By , Minggu, 16 Februari 2014 | 07:10 WIB

Konon, untuk mengekang rasa lapar dan meningkatkan berat badan dengan cepat, Anda bisa mengkonsumsi banyak protein. Namun, pada hakikatnya, asupan protein yang terbaik pada diet Anda adalah yang dalam dosis moderat.Jika Anda terlalu banyak mengkonsumsi protein, otot pada tubuh Anda akan tumbuh lebih besar. Dengan kata lain, Anda akan mudah kehilangan lemak tubuh.Protein, seperti lemak dan karbohidrat, mengandung kalori. Dan tidak peduli apa jenis makanan yang Anda makan, mengkonsumsi terlalu banyak kalori akan menyebabkan penambahan berat badan karena tubuh menyimpan kelebihannya sebagai lemak.Jadi, jika Anda terlalu banyak mengkonsumsi protein, tubuh bisa mengalami obesitas dan dampak lanjutan seperti jantung yang merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Obesitas juga meningkatkan risiko diabetes, arthritis, dan sejumlah masalah kesehatan kronis lain.Terlalu banyak protein juga akan mengurangi jumlah lemak dan karbohidrat dalam diet Anda, sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh.Padahal, Anda butuh karbohidrat untuk fungsi otak, energi, dan banyak lagi. Dan Anda juga membutuhkan lemak untuk menyerap nutrisi penting seperti vitamin A, D, dan K.Risiko yang bisa timbul lainnya adalah ginjal. Selain itu kolesterol tinggi, karena banyak makanan tinggi protein adalah produk hewani, seperti daging dan keju.Dalam kasus ekstrim, diet tinggi protein dapat menyebabkan penumpukan berbahaya zat yang disebut keton, yang membuat tubuh Anda membakar lemak daripada gula. Hasilnya bisa gout atau kegagalan organ.Jadi berapa banyak sebaiknya protein yang bisa kita konsumsi?Protein harus Anda konsumsi setidaknya antara 10 persen sampai 35 persen dari total asupan kalori harian. Bagi kebanyakan pria dewasa, ini berarti sekitar 56 gram protein per hari dan sekitar 46 gram per hari pada wanita.Untuk mencegah kelebihan protein dan memastikan nutrisi tetap maksimal, Anda bisa mengkonsumsi protein dari makanan yang juga menyediakan banyak nutrisi lainnya. Misalnya saja, buncis, kacang polong, quinoa, dan produk kedelai lain.