Si Pengarung Samudra dan Penyelam Alam Ulung (2)

By , Kamis, 20 Februari 2014 | 17:43 WIB

Anak-anak suku Bajo pun bersekolah seperti kita. Gedung sekolah TK dan SD seperti rumah mereka, rumah panggung kayu menjorok ke laut, seperti di Kampung Sampela, Pulau Kaledupa, Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Mereka melanjutkan ke SMP, SMU dan SMK di desa terdekat.

Kala laut surut, pantai sekitar rumah mereka menjadi lapangan untuk bermain dan berolahraga seperti voli dan sepakbola, atau bersantai di dego-dego, balai-balai bambu di kolong rumah. Di waktu senggang, anak-anak Bajo senang mengail ikan, atau mencari tripang untuk dipelihara lalu dijual mahal ketika ukurannya sudah besar. Saya pernah diajak ke padang lamun, mencari buah lamun, dan mencicipi bilah daun lamun muda yang rasanya asam segar.

Meski tinggal di pantai dan tepi laut, kulit mereka terjaga. Para wanita dan anak-anak rajin merawat wajah dengan bedak dingin, dari ramuan tepung beras dan kunyit.

Orang Bajo juga masih melakukan upacara adat seperti Omboh Dilaut, persembahan bagi dewa laut atas panen ikan yang banyak. Mereka pun menjaga lingkungan. Ada yang mereka sebut tubadukatutuang, area laut yang tak boleh diambil ikannya karena merupakan tempat ikan kawin, bertelur dan menetaskan anak-anaknya. Jadi, ketersediaan ikan di laut tetap terjaga. Mereka juga punya semacam kebun di laut, perangkap dan kandang untuk pembesaran tripang dan anak ikan. Kalau sudah besar, baru dijual.

Hasil tangkapan di laut mereka jual pada papalele (pedagang pengepul), atau dijual langsung di tamu, pasar kecil dadakan atau jenki (pasar ikan) untuk ditukar dengan kebutuhan sayur-mayur dan lainnya. Ikan dijual per ekor atau per tumpuk dengan insang yang ditusuk tali rotan

Tentang Bajo

Dikenal pula dengan nama suku Bajau, Bayo, Bodu, Binadan, Obian, Orang Sama, Sama di Laut, Suluk, Turije’ne,  atau  Sea Gypsy.

Bahasa Bajo

Gampuang = jalan-jalan. Lando = badai. Sa = saya. Ndi = adik. Dorang = mereka. Ngaorang = kalian. Bares pua = orangtua. Ma  = Ibu. Mbo = kakek, Mbo dinda = nenek. Ua totobo, ayah = bapak. Puto = paman, Yah = bibi. Anana = anak. Bares = keluarga