70 Persen Kawasan Lindung Hancur Akibat Erupsi Kelud

By , Selasa, 18 Februari 2014 | 21:14 WIB

Letusan hebat disertai lontaran jutaan kubik material padat dan panas pada pusat kawah Gunung Kelud, Kamis (13/2) malam, telah pula menghancurkan 70 persen kawasan hutan lindung — hingga radius tiga kilometer di sekitarnya.

Kepala Urusan Humas Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Blitar, Heri Purwanto di Blitar, Jawa Timur mengungkapkan, luas hutan lindung yang mengalami kerusakan parah tercatat mencapai 2.580 hektare lebih. 

Luasan yang hancur itu mendekati 70 persen dari total luas kawasan lindung di lereng Gunung Kelud, yakni 3.885,4 hektare.

"Itu data sementara yang berhasil kami estimasikan, mengacu pengalaman letusan tahun 1990 yang menghancurkan kawasan lindung hingga radius lima kilometer," jelasnya.

"Pengalaman erupsi 1990, muntahan material panas serta lava pijar menyebabkan kehancuran masih di sekitar letusan," ujarnya.

Diperkirakan, butuh waktu antara tiga hingga empat tahun untuk merehabilitasi kawasan dengan tanaman-tanaman yang cepat tumbuh, seperti kaliandra, sengon laut, bendo, dan aneka tanaman kayu lain.

Selain belajar dari pengalaman erupsi sebelumnya, catatan kerusakan berhasil direkapitulasi pihak KPH Perhutani Blitar setelah melakukan pengamatan langsung wilayah terdampak letusan Gunung Kelud, beberapa hari terakhir.

Kerusakan sebenarnya juga terjadi di sejumlah hutan produksi kawasan penyangga di atas radius tiga kilometer dari puncak atau kawah Gunung Kelud. Namun kerusakan tidak terlalu parah sebagaimana area sekitar pusat letusan (kawah) hingga radius tiga kilometer.

KPH Perhutani Blitar saat ini masih mengkoordinasikan data kerusakan tersebut ke Perum Perhutani Korwil Jatim, untuk selanjutnya dilaporkan ke Kementrian Kehutanan RI guna perencanaan rehabilitasi kawasan hutan lindung. 

Masih fluktuatif

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan, Gunung Kelud masih berpotensi meletus.

"Selama tremor masih ada, selama status Awas diberlakukan, berarti masih ada potensi letusan lain," ujar Penanggung Jawab Gunung Api PVMBG Umar Rosadi saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Kelud, di Kediri, Selasa (18/2).

Dia mengatakan, hingga pukul 12.00 WIB siang tadi, status gunung masih dinyatakan Awas. Dituturkannya, berdasarkan pemantauan pihaknya, getaran tremor terjadi terus menerus dengan kekuatan 0,5 - 1 mm.