Dampak Abu Vulkanik Rugikan Petani Kelud

By , Kamis, 20 Februari 2014 | 10:05 WIB

Sebanyak 420 hektar tanaman cabai besar di kawasan gunung Kelud mengalami gagal panen atau puso, dari 538 hektar tanaman cabai yang mendominasi tanaman pangan di lereng gunung Kelud. Diutarakan oleh Agus, petani cabai asal Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, dampak abu vulkanik menyebabkan kerugian petani hingga 60 persen, akibat rusaknya hasil pertanian yang belum siap dipanen.

"Ya seminggu lagi (panen), sampai dua bulan kemudian. Sekarang 'kan membusuk, kena abu vulkanik itu. Kerugiannya ya 60 persen dari pendapatan," kata Agus, petani tanaman cabai, asal Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu.

Kustiani buruh tani asal Desa Asmorobangun juga mengaku, banyak sawah yang gagal panen akibat tertimpa material vulkanik. Selain itu produk pertanian lain serta holtikultura, juga banyak yang rusak akibat abu vulkanik.

"Ya hancur pak, sawahnya ya hancur. Pohon-pohonnya itu, pohon durian, pohon semuanya, alpukat itu gak ada daun-daunnya, hancur. Ya uda, uda berbuah sudah, harusnya panennya bulan 3, bulan 4, bulan ini juga ada yang panen, kayak durian ini. Ya bulan ini sudah panen alpukat, durian itu sudah panen, nah terus itu terjadi gunung meletus itu ya, akhirnya daun-daunnya rontok semua," jelas Kustiani, Buruh Tani asal Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu.

Data Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur menyebutkan, terdapat 798 hektar tanaman padi yang terdampak abu vulkanik, 121 hektar diantaranya dinyatakan puso. Sementara dari 1.483 hektar jagung yang terdampak, 24 hektar dinyatakan puso. Selain padi dan jagung, tanaman sayur dan palawija juga terdampak abu vulkanik gunung Kelud. Seperti cabai besar seluas 538 hektar, 420 hektar mengalami puso. Hal ini mengakibatkan kerugian petani karena harga jual di pasaran menjadi turun.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Wibowo Ekoputro mengatakan, pemerintah memastikan akan membantu petani memperbaiki kodisi lahan pertanian pasca erupsi gunung Kelud, dengan memberi bantuan peralatan traktor untuk mengolah lahan. Selain itu Dinas Pertanian juga akan mendampingi petani, untuk menyelamatkan hasil pertanian yang masih dapat bertahan dari abu vulkanik.

"Kita analogikan untuk seluruh hamparan yang ada, itu sekitar 31 hand tractor roda dua, dan 21 mini piller, tractor kecil itu yang untuk membuat kenongan (gundukan). Nah asumsi kita setiap 1 hand tractor itu 25 hektar, 1 alat 25 hektar, sehingga dengan 31 sampai 35 hand tractor ini nanti sangat cukup untuk mengolah atau mengembalikan fisik dari lahan itu,"jelas Wibowo Ekoputro, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.