Tempat penyimpan benda berharga alias brankas, ternyata bisa punya cerita panjang. Museumnya juga ada. Berlokasi di Vélizy-Villacoublay, Prancis, sebuah museum khusus untuk perangkat pengaman menyimpan koleksi dari abad XIX, dengan salah satu koleksinya merekam jejak Indonesia.
Sejumlah perangkat pengaman tersebut tersimpan di ruang museum di kantor Gunnebo Prancis ini. Di antaranya adalah empat unit brankas dengan tinggi sekitar 1,5 meter, tiga unit brankas portabel, sebuah brankas logam dengan dekorasi menyerupai mebel kayu, dan sejumlah jenis kunci dipajang dalam ruangan tersebut.
Manajer Pamasaran Produk Gunnebo Prancis, Pascale Seghiri, Selasa (18/2) mengatakan koleksi museum tersebut merupakan produk-produk buatan Fichet-Bauche. Gunnebo Security Group kini merupakan manajemen penaung produsen Fichet-Bauche, produsen brankas dan alat pengaman itu.
Dari koleksi pelaut sampai jejak Indonesia
Seghiri menjelaskan, di antara sejumlah koleksi itu terdapat brankas yang biasa dipakai para pelaut saat berlayar. Ada pula tempat penyimpan uang dengan pengaman yang menurut Seghiri, pada masa lalu dipakai untuk mengumpulkan uang amal (kolekte) di gereja.
Salah satu brankas, juga punya keunikan berupa mekanisme "jebakan" untuk menangkap tangan pelaku yang berupaya membobolnya. Seghiri memperagakan mekanisme otomatis itu di depan rombongan wartawan dari beragam negara yang mengunjungi museum tersebut, Selasa (18/2).
Dari semua koleksi di museum brankas tersebut, koleksi paling menarik untuk pengunjung asal Indonesia bisa jadi justru sebuah koper tua. Barang ini pernah menjadi milik Manajer Ekspor Fichet untuk wilayah Timur Jauh, André Poncet.
Koleksi tersebut menarik bukan karena desain atau kemampuannya mengamankan barang, tetapi karena di sekujur koper ditempeli beragam stiker dari semua tempat yang pernah disinggahi Poncet bersama koper itu.
Nah, di antara semua stiker tersebut, tertera jejak tentang Indonesia. Setidaknya, dua stiker identik dengan Indonesia. Pertama, stiker bertuliskan "Hotel Homann, Bandoeng, Java". Lalu, stiker lain bertera tulisan "Hotel du Pavillon, Semarang, Java".
Rotasi koleksi
Seghiri mengatakan, koleksi di museum itu ditukar setiap dua atau tiga bulan sekali. Saat ini, kata dia, jumlah koleksi museum mencapai ratusan unit dengan beragam jenis alat pengaman, termasuk brankas.
Menurut Seghiri, menampilkan koleksi tersebut merupakan upaya mengkapitalisasi masa lalu untuk kegunaan di masa depan. Ini penting, kata dia, mengingat Alexander Fichet memulai usahanya dengan membuka bisnis tukang kunci pada 1825 dan pada 1840 meluncurkan brankas tahan api pertama.
Sedangkan Auguste-Nicolas Bauche yang namanya kemudian bersanding dengan Finchet, adalah ahli material tahan api dan mulai menjalankan pabrik manufaktur brankas di Gueux, Prancis, pada 1864. Fichet dan Bauche sepakat menggabungkan usaha mereka pada 1867, dengan perusahaan baru yang mereka sepakati bernama Fichet-Bauche.
Perusahaan dengan sejarah panjang tersebut kemudian pada 1999 diakuisisi perusahaan asal Swedia, Gunnebo Security Group. Grup ini merupakan penyedia solusi keamanan terintegrasi untuk beragam jenis bisnis.