Sebanyak lima unit bus tingkat wisata atau double decker akan melayani warga dan turis berkeliling Jakarta mulai Senin (24/2) ini. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman membenarkan perihal tersebut.
"Iya benar, hari ini jam 9 pagi bus tingkat mulai beroperasi dari Monas Barat Daya," kata Arie.
Pengoperasionalan lima bus tingkat wisata itu dilakukan setelah uji coba selama satu pekan kemarin. Dalam uji coba itu, warga umum maupun turis belum dapat menaiki bus tingkat. Sebab uji coba itu hanya untuk membiasakan para pramudi mengenal rute-rute bus wisata. Terlebih para pramudi yang dipilih merupakan pramudi baru dan semuanya perempuan.
Pemprov DKI Jakarta melalui Disparbud DKI sengaja memilih pramudi perempuan karena sifatnya yang lembut dan keibuan diharapkan menjadi jaminan bus itu tidak akan ugal-ugalan. Selain itu kecepatan bus tingkat wisata rata-rata juga hanya 10-20 kilometer perjam.
Ada 12 pramudi yang direkrut secara terbuka. Mereka mendapatkan gaji hingga 3,5 kali upah minimum provinsi (UMP) DKI yang sebesar Rp 2,4 juta. Jadi, pramudi mendapat gaji pokok mencapai lebih dari Rp 7 juta.
Selain uji coba kepada pramudi, petugas lainnya adalah polisi pariwisata dari Polda Metro Jaya, kondektur atau petugas on board, dan tour guide atau pemandu wisata dari himpunan pramuwisata dan komunitas historia.
Satu persyaratan utama yang harus dimiliki para petugas adalah mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik. Sebab, turis mancanegara adalah sasaran utama bus tingkat wisata ini. Para petugas dibagi menjadi dua shift, agar tidak kelelahan.
Dalam operasional bus tingkat wisata hari pertama ini, bus boleh langsung digunakan warga. "Tidak lagi pakai acara seremonial, langsung bisa digunakan warga," kata Arie.
Rute yang ditempuh yakni mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Sarinah-Museum Nasional-Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Masjid Istiqlal-Istana Merdeka-Monas-Balaikota-Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI. Bus hanya akan berhenti di setiap halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Untuk tiga bulan pertama, penumpang tidak dikenakan tiket. Selanjutnya tiket akan disebar di hotel-hotel yang dilintasi bus tingkat wisata, seperti Hotel Kempinski, dan lainnya.
Meskipun gratis, Disparbud DKI akan melakukan evaluasi secara berkala mengingat perilaku masyarakat yang belum tertib. "Karena tidak semua yang gratis itu baik. Intinya, penumpang jangan memaksakan kalau sudah penuh karena ini tidak ada yang berdiri," ujar Arie.
Pengoperasionalan bus tingkat wisata mundur dari rencana awal. Sedianya, bus tingkat wisata ini beroperasi akhir Januari. Namun, akhirnya baru dapat beroperasi di akhir Februari. Arie mengakui butuh waktu lama untuk melengkapi proses administrasi. Misalnya saja verifikasi di Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Perindustrian. Belum lagi pengurusan pelat nomor polisi dan STNK dari Polda Metro Jaya.
Bus tingkat wisata akan ditempatkan di Pool Cawang. Bus-bus itu beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Untuk memulai perjalanan, semua bus tingkat wisata akan parkir di Silang Barat Daya Monas. Waktu tempuh tiap bus berjarak 30 menit.
Double decker memiliki ukuran, panjangnya 13,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter. Bus ini memiliki kapasitas 60 tempat duduk dan dua diantaranya diperuntukkan khusus untuk penyandang disabilitas.
Deck dan pintu sengaja dibuat pendek dan berada di sebelah kiri, agar ramah untuk penyandang disabilitas dan orang tua. Spesifikasi lain yang membuat bus ini ramah penyandang disabilitas adalah melintas di jalur lambat, bukanlah jalur Transjakarta. Beberapa fasilitas yang dimiliki dobel decker, seperti pendingin udara, pengeras suara, CCTV, lengkap dengan video pariwisata.