Inilah Observasi Tumbukan Meteor Paling Dahsyat di Bulan

By , Selasa, 25 Februari 2014 | 20:24 WIB

Ilmuwan menyatakan bahwa mereka berhasil mengobservasi tumbukan meteorit dahsyat yang kini dikatakan "paling dahsyat yang pernah disaksikan manusia".

Para astronom asal Spanyol menyaksikan sebuah meteor dengan massa setengah ton menumbuk Bulan pada September 2013.

Mereka mengatakan, tumbukan itu menghasilkan cahaya yang sangat terang. Saking terangnya, hingga bisa dilihat dari Bumi.

Peristiwa tumbukan meteor itu dilaporkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Meteor yang telah sampai ke permukaan Bulan disebut meteorit.

"Ini adalah tumbukan paling terang dan besar yang pernah kami observasi di Bulan," kata Jose Madiedo, astronom dari University of Huelva, Spanyol.

Ledakan akibat tumbukan terobservasi dengan Moon Impacts Detection and Analysis System (Midas) pada teleskop di Spanyol pada 12 September 2013 pukul 03.04 WIB.

"Biasanya, tumbukan di Bulan (menghasilkan cahaya) hanya berdurasi singkat, cuma sepersekian detik," kata Madiedo seperti dikutip BBC, Senin (24/2).

"Namun, tumbukan yang kami saksikan berlangsung lebih dari 8 detik. Ini hampir seterang Pole Star, membuatnya sebagai tumbukan paling terang yang berhasil direkam dari Bumi," imbuhnya.

Meteor yang menjadi sumber tumbukan diperkirakan memiliki massa 400 kg dan bergerak dengan kecepatan 61.000 km per jam.

Ilmuwan percaya, meteor yang memiliki diameter 0,6 - 1,4 meter itu melepaskan energi sebesar 15 ton TNT saat menumbuk Bulan.

Tumbukan itu mengalahkan rekor tumbukan terbesar sebelumnya pada Maret 2013 yang hanya sepertiganya serta diakibatkan oleh meteor bermassa 40 kg dan diameter 0,3-0,4 meter.

Madiedo dan rekannya percaya bahwa tumbukan pada September lalu mengakibatkan terbentuknya kawah berdiameter 40 meter.

Tumbukan meteor biasa terjadi di Bulan. Satelit Bumi itu tak memiliki atmosfer sehingga batu antariksa yang kecil saja bisa menumbuk permukaannya.

Lain halnya dengan Bumi yang mempunyai lapisan atmosfer, benda angkasa perlu mempunyai ukuran yang lebih besar agar mencapai permukaan Bumi.