Sebagian besar dari puluhan gajah yang mati di Riau dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tujuh ekor pertengahan bulan ini, ditemukan tanpa gading, kata pejabat konservasi.
Tujuh gajah sumatra yang ditemukan mati pertengahan bulan ini juga tanpa gading, kata Muhammad Zanir, Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Riau.
Zanir mengatakan sejak 2012, 38 ekor gajah ditemukan mati dan sebagian besar diracun.
Untuk tahun ini saja, kata Zanir, delapan ekor, termasuk tujuh gajah yang ditemukan pada 16 Februari di luar Taman Nasional Tesso Nilo dan diperkirakan mati lima bulan sebelumnya.
Puluhan gajah mati diracun beberapa tahun terakhir di pulau Sumatra, semenjak pengembangan perkebunan sawit marak merusak habitat gajah.
"Ada indikasi diracuni," kata Zanir.
Namun Zanir mengatakan belum ada kasus kematian gajah ini yang diangkat ke meja hukum sejak kasus penembakan gajah pada 2005.
WWF-Indonesia menyebutkan saat ini hanya terdapat 2.400-2.800 ekor gajah sumatra yang hidup di alam.
WWF-Indonesia juga menyebutkan gajah menghadapi kepunahan dalam waktu kurang dari 30 tahun ini dan memperingatkan pemerintah agar habitat binatang ini dilindungi.
Sebagian besar konsesi untuk perusahaan kelapa sawit diberikan di luar Tesso Nilo, di Riau, namun masih banyak petani yang berkebun di dalam taman nasional, kata juru bicara WWF-Indonesia Syamsidar.
Pemburu juga mengincar gading gajah, yang digunakan dalam pengobatan tradisional Cina.