PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) kembali membangun pabrik basis produksi mesin yang direncanakan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2016.
Karawang Engine Plant didesain sebagai pabrik modern dan ramah lingkungan dengan efisiensi tinggi.
Berkonsep Through Line, pabrik ini menyatukan 3 tahapan proses dalam pembuatan mesin yaitu pengecoran (casting), pembuatan mesin (machining), dan perakitan (assembling) di dalam satu gedung.
Umumnya ketiga tahapan ini dikerjakan pada lokasi yang berbeda-beda. Namun kini ketiganya dilakukan di bawah satu atap, yang berarti pabrik mampu meningkatkan efisiensi — terutama dari sisi logistik.
“Ini merupakan pabrik pertama di luar Jepang yang gunakan konsep Through Line,” kata Wakil Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono dalam acara ground breaking pada lokasi pabrik di Karawang Jabar Industrial Estate, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/2).
Warih juga menjelaskan, sebagian Karawang Engine Plant menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan, dan bangunan pabrik dirancang sedemikian rupa agar aliran udara secara alami masuk. “Salah satu konsepnya adalah eco-friendly. Jadi semua proses diusahakan ‘green’. Green product, green employee. Seperti ada solar panel, rain water utilization untuk mengolah air agar dapat terpakai lagi, tidak terbuang. Intinya pemanfaatan sumberdaya efisien mungkin,” tuturnya.
Kompleks pabrik seluas 20 ha ini pun akan dilengkapi pembuangan limbah material, serta Toyota Forest sebagai salah satu fasilitas umum. “Keseluruhan konsep ini selain ditujukan untuk meningkatkan efisensi, pun untuk meningkatkan ergonomi dan kenyamanan karyawan,” pungkasnya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat yang meresmikan peletakan batu pertama tersebut menyatakan bahwa lingkungan hidup harus diperhatikan demi industri yang sustainable.
Sementara Bupati Karawang Ade Swara menambahkan, pihaknya sudah membuat perda terkait soal menjaga keseimbangan lingkungan dengan industri yang terus berkembang. “Karawang adalah lumbung padi terbesar kedua se-Indonesia. Kami akan mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan, dan tidak ada alih fungsi. Sebab, konteksnya ini mengenai ketahanan pangan,” ungkap Swara.