Nilai Ekonomis Sampah

By , Jumat, 28 Februari 2014 | 12:04 WIB

Pertamina berhasil mereduksi sampah anorganik sebesar 2.700 kg sejak 2010. Pencapaian ini melalui Program Pengembangan Bank Sampah Berbasis Masyarakat di Dusun Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang dijalankan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Pada tahun 2014, program akan dikembangkan ke Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Saat ini jumlah nasabah yang menabung sampah di Bank Sampah Kamojang ada 106 Kepala Keluarga. Harga sampah rumah tangga berkisar antara Rp100 sampai Rp8.000 per kilogram—tergantung jenis.

Hasilnya mulai dirasakan oleh masyarakat setempat. Reaksi masyarakat sangat senang dengan adanya bak sampah ini, selain mampu menjaga kebersihan lingkungan masyarakat juga mendapatkan tambahan penghasilan dari kegiatan menabung sampah di Bank Sampah yang dikelola mandiri oleh warga masyarakat.

Hal ini diungkapkan oleh Ibu Zaitun, salah satu nasabah di Bank Sampah Kamojang. “Saya merasa sangat senang sekali dengan adanya Bank Sampah ini, pertama lingkungan saya bersih, kedua bisa dapat duit. Di dusun Kamojang sekarang sudah bersih, ibu-ibunya sudah pada aktif nabung di bank sampah setiap hari Sabtu, ini tabungan saya baru empat kali nimbang sudah Rp60.000,” ujarnya.

Dalam program pemberdayaan komunitas, PGE menerapkan beberapa tahap kegiatan. Pertama, melaksanaan pemetaan sosial (social mapping) yang bertujuan memetakan program apa yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada.

Program bank sampah ini dinilai sesuai dengan kebutuhan masyarakat terkait pengelolaan kebersihan lingkungan di Dusun Kamojang, juga didukung dengan adanya SDM yang mampu mengelola kegiatan dari masyarakat.

Kedua, tahap perintisan. Tahap ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membentuk basis lembaga yang akan mengelola bank sampah, kegiatan dalam tahap ini di antaranya assesment dan kajian awal, identifikasi dan perekrutan calon pengurus bank sampah, pelatihan manajemen kelembagaan dan keuangan, dan penguatan modal lembaga.

Ketiga, tahap pedampingan. Tahap ini bertujuan untuk menguatkan pondasi lembaga bank sampah yang sudah dibentuk pada tahap perintisan. Dilakukan pendampingan teknis secara berkesinambungan, perijinan kelembagaan, inovasi produk daur ulang sampah, pembangunan outlet usaha penjualan produk, serta melengkapi perlengkapan outlet.

Dan yang keempat, tahap kemandirian. Saat ini bank sampah Kamojang telah sampai pada tahap ini, saat ini kegiatan bank sampah Kamojang mampu mendirikan koperasi dengan nama Koperasi Produsen Kamojang Sejahtera, dengan harapan masyarakat mampu secara mandiri mengembangkan program ini dengan basis kelembagaan yang sudah kuat.

Bahkan saat ini Bank Sampah Kamojang telah mampu mengembangkan unit bisnis jual beli sembako dari hasil pendapatan penjualan sampah. Pada tahun 2014 ini melihat kesuksesan program Bank Sampah di Dusun Kamojang, PGE akan mengembangkan program bank sampah di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.

Menurut Ibu Neni, salah satu nasabah yang juga pemilik warung di Dusun Kamojang, ikut program Bank Sampah membuat pendapatan tambahan untuk modal. “Semenjak adanya Unit Bisnis pun kini belanja untuk kebutuhan warung seperti sembako tidak perlu lagi ke pasar, dengan harga yang sama dengan di pasar Unit Bisnis ini membantu saya mempermudah dalam hal belanja kebutuhan warung.”

Juga diungkapkan oleh Bapak Ade Juhana, selaku ketua RW di Dusun Kamojang, “Program ini bagus dan perlu diterapkan dan ditularkan ke wilayah lainnya. Satu hal yang menjadi evaluasi adalah bahwa program ini dapat juga berdampak besar kepada masyarakat kelas menengah ke bawah, dan meningkatkan kesadaran mereka bahwa sampah punya nilai ekonomis yang sangat tinggi.”

Dampak lingkungan utama yang dirasakan adalah kebersihan lingkungan yang lebih terjaga dengan terserapnya lebih kurang 14 ton sampah sampai tahun 2013. Tanpa pembakaran sampah untuk kualitas udara yang lebih baik, kita lebih menyayangi Ibu Bumi.