Dari Buenos Aires, ibukota Argentina, Mendoza adalah kota cantik yang dapat ditempuh dengan kendaraan kurang lebih 15 jam perjalanan. Ibukota provinsi dengan nama yang sama ini terletak di kaki bagian timur Pegunungan Andes, rumah dari salah satu dari tujuh gunung tertinggi di dunia.
Nur Wahyu Widayatno yang awal tahun lalu menyambangi tempat ini, menggambarkan, “Musim panas di sini sungguh menyilaukan. Orang-orang menggunakan baju setengah terbuka, hampir semuanya begitu. Terjadi banyak sekali kekonyolan disini saat musim panas. Misalnya, orang-orang mandi di kolam pusat kota dan berjemur layaknya di pantai, serta joging di siang hari dengan menggunakan hotpants saat panas terik.”
Suhu kota yang terletak pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut ini juga ekstrem. Bisa mencapai 41 derajat Celsius pada siang hari, dan jika matahari tenggelam selepas jam sembilan malam, suhu menurun mencapai 15 derajat Celsius. Selain terkenal akan kegiatan alam bebasnya, kota ini juga mendapat julukan sebagai kota anggur. Perkebunan anggur tersebar di sepanjang kaki Pegunungan Andes. Salah satu yang terkenal beralabel Malbec.
Kota ini pun banyak dikunjungi oleh para penggemar kegiatan alam. Karena selain Aconcagua yang disambangi Wahyu bersama dua rekannya, Khaerul Amri dan Ali Ataya, para pelancong juga datang ke tempat ini untuk melakukan kegiatan pemanjatan di tebing-tebing yang terbentuk oleh Pegunungan Andes, serta berski di musim dingin.
Mendoza juga dilewati oleh dua sungai yang menjadi nadi kota ini: Tunuyán dan Mendoza. Sungai yang terakhir menawarkan kegiatan arung jeram yang memacu adrenalin. Nikmati pesona Pegunungan Andes yang membentang di Argentina ini dalam Majalah National Geographic Traveler edisi Maret 2014, Menguji Kesabaran di Gunung Setan.