Menghitung Dalam Kelam

By , Jumat, 28 Februari 2014 | 21:53 WIB

Untuk menghitung populasi kelelawar, bisanya peneliti menggunakan beberapa alat. Di antaranya adalah pendeteksi akustik, kamera inframerah, serta pendeteksi panas. Namun alat-alat ini memiliki keterbatasan masing-masing seperti waktu yang lama, terbatasnya sumber cahaya, serta perkiraan yang tak akurat.

Sementara penghitungan populasi serta penelitian mengenai sarang amatlah penting untuk mengetahui karakteristik dari kelelawar spesies tertentu. Selain itu, jumlah yang didapat juga berguna untuk membuat keputusan yang terkait dengan konservasi.

Para ahli kelelawar dari Universiti Teknologi dan Universiti Sains Malaysia menggunakan alat pemindai laser tiga dimensi untuk mengetahui jumlah populasi kelelawar di dalam gua. Mereka menyatakan, bahwa pemindaian dengan laser dengan point cloud yang amat rapat (resolusi 2 milimeter), membuahkan penghitungan populasi yang akurat. Selain itu, jangkauan yang dicakup bisa mencapai 360 derajat.

Selain populasi, didapatkan pula bentukan gua yang akurat. Dengan alat ini pula mereka bisa menyimpan data tersebut dalam bentuk digital. Menurut para peneliti ini, salah satu hal terpenting, mereka bisa mengetahui dengan pasti spesies kelelawar yang mereka pindai.

Di Indonesia, pemindai laser tiga dimensi digunakan oleh para ahli arkeologi dari Instansi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Jawa Tengah, untuk merekam peninggalan masa lalu.