Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan bukti yang menguatkan kemungkinan keberadaan air di Mars.
Bukti itu terdapat pada sebuah meteorit seberat 30 pound yang ditemukan di Yamato Glacier di Antartika. Meteorit yang berasal dari Mars itu memiliki lubang dan liang yang mungkin terbentuk oleh aliran air.
NASA mengatakan, penemuan meteorit ini "menghidupkan kembali debat di kalangan ilmuwan tentang kehidupan di Mars."
"Planet Mars mengungkap adanya sumber air aktif yang mungkin juga memiliki karbon dalam jumlah yang signifikan," kata Everett Gibson, ilmuwan Johnson Space Center NASA di Houston, seperti dikutip The Verge, Sabtu (1/3).
Meteorit yang menjadi bukti keberadaan air di Mars itu sendiri berusia 1,3 miliar tahun dan dipercaya telah mendarat di Antartika 500.000 tahun lalu. Meteorit itu ditemukan tahun 2000.
Meteorit tersebut juga memiliki butiran karbon di antara lapisan batuan. Fenomena itu sama dengan meteorit yang ditemukan di Mesir pada tahun 1911. Masih jauh untuk mengatakan bahwa meteorit ini menjadi bukti adanya air dan kehidupan di Mars, namun ini bisa jadi penguat dugaan.
"Kita tak bisa menghilangkan kemungkinan kontaminasi pada meteorit. Namun, fitur itu menarik dan menunjukkan bahwa studi lanjut tentang meteorit ini bisa dilakukan," kata Lauren White dari Jet Propulsion Laboratory NASA.