Malaria Menyebar ke Wilayah Dataran Tinggi

By , Sabtu, 8 Maret 2014 | 13:55 WIB

Temperatur yang hangat menyebabkan penyebaran malaria ke dataran yang lebih tinggi, menurut sebuah penelitian. 

Para peneliti menemukan bahwa cuaca panas meningkatkan risiko terjangkit malaria bagi orang yang tinggal di dataran tinggi Afrika dan Afrika Selatan. Mereka yakin kenaikan temperatur di masa yang akan datang dapat meningkatkan jumlah kasus malaria disejumlah wilayah. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science. 

Prof Mercedes Pascual, dari Universitas Michigan di AS, yang melakukan penelitian, mengatakan :"Dalam kaitan ini, risko terkena penyakit ini sangat besar." 

Parasit malaria dan nyamuk pembawa virus malaria sulit untuk hidup di udara dingin. Prof Pascual mengatakan: "Risiko terkena penyakit ini turun di dataran yang lebih tinggi." 

Tetapi para ahli mengatakan penyakit ini memasuki wilayah baru yang sebelumnya bebas malaria. Para ahli meneliti populasi di dataran tinggi Kolombia dan Ethiopia, yang memiliki catatan temperatur dan kasus malaria dari 1990-an sampai 2005. Tim peneliti yakin kenaikan temperatur dapat meningkatkan penyebaran penyakit. 

Di Ethiopia, hampir setengah dari jumlah populasinya tinggal di dataran tinggi dengan ketinggian 1.600 km dan 2.400 km dari permukaan laut. "Kami memperkirakan, berdasarkan penyebaran malaria di wilayah dataran tinggi, kenaikan temperatur sekitar 1 derajat Celcius dapat menambah jumlah kasus sebanyak tiga juta dalam periode kurang dari 15 tahun," jelas Prof Pascual. 

Menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia WHO, sekitar 207 juta kasus malaria pada 2012 dan diperkirakan 627.000 orang meninggal. Sebagian besar kasus kematian akibat penyakit ini terjadi pada anak-anak yang tinggal di Afrika.