Saat-saat paling berbahaya bagi sebuah pesawat terbang adalah saat tinggal landas dan mendarat. Sangat jarang insiden terjadi saat sebuah pesawat berada di ketinggian jelajah yang rata-rata 10.000 meter dari permukaan tanah.
Sehingga, hilangnya Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines (MAS), Sabtu (8/3), di atas Laut Cina Selatan membuat para pakar penerbangan dunia kebingungan.
Mereka menduga apapun kejadian yang menimpa penerbangan MH370 itu, haruslah sangat cepat sehingga tak memberi kesempatan pilot melakukan hubungan radio dengan pengawas lalu lintas udara terdekat.
Bahkan, para pakar memprediksi penyelidikan hilangnya pesawat milik MAS ini bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan tak menutup kemungkinan hingga bertahun-tahun.
"Di tahap yang sedemikian awal ini, kami harus mengakui banyak fakta yang kami tak ketahui," kata Todd Curtis, mantan teknisi keamanan Boeing dan kini menjadi direktur yayasan Airsafe.com.
Jika terjadi masalah mesin -atau hal yang lebih serius misalnya kedua mesin pesawat mati mendadak- seharusnya pilot tetap memiliki waktu meminta pertolongan lewat radio.
"Tak adanya komunikasi radio nampaknya disebabkan sesuatu yang sangat tiba-tiba telah menimpa pesawat itu," kata William Waldock, pengajar invesigasi kecelakaan di Universitas Aeronautika Embry-Riddle, Prescott, Arizona.
Insiden yang terjadi tiba-tiba bisa saja seperti badan pesawat patah atau sesuatu yang membuat pesawat itu menukik sangat dalam. Sejumlah pakar bahkan menduga adanya aksi terorisme atau pilot yang sengaja menabrakkan pesawatnya.
"Harus ada sebuah peristiwa yang sangat menghancurkan atau terjadi tindakan kriminal. Sebab kejadiannya sangat cepat dan tidak ada komunikasi radio," kata Direktur perusahaan konsultan penerbangan Leeham Co, Scott Hamilton.
Apapun skenarionya, semua pakar penerbangan sepakat saat ini masih terlalu dini untuk menyebut penyebab hilangnya penerbangan MH370. Satu-satunya petunjuk terbaik adalah menemukan dan memeriksa kotak hitam dan memeriksa puing pesawat.
Teka-teki makin rumit karena fakta menunjukkan Boeing 777 memiliki reputasi sebagai pesawat komersial teraman sepanjang sejarah penerbangan sipil. Pesawat ini mulai digunakan pada 1995 dan beroperasi di seluruh dunia selama 18 tahun tanpa satupun kecelakaan fatal.
"Boeing 777 adalah pesawat paling aman dan paling dapat diandalkan yang pernah dibangun manusia," kata John Goglia, mantan anggota Badan Keamanan Transportasi Nasional AS (NTSB).
Rekor luar biasa itu patah setelah Asiana Airlines jatuh pada Juli 2013. Saat itu dari 307 penumpang dan awaknya, tiga orang penumpang meninggal dunia. Jika insiden hilangnya Malaysia Airlines yang membawa 239 penumpang awak itu sudah dipastikan sebuah kecelakaan maka ini adalah insiden fatal kedua yang menimpa Boeing 777.