Dampak Samping jika Pesawat Malaysia Airlines Jatuh: Tumpahan Minyak di Laut

By , Senin, 10 Maret 2014 | 15:03 WIB

Setelah otoritas Vietnam menemukan tumpahan minyak sepanjang 20 km antara Malaysia-Vietnam, yang diindikasikan sebagai bahan bakar Boeing 777-200 dari Malaysia Airlines, kasus ini sepertinya akan menemukan titik cerah.

Tetapi, sedikit mengesampingkan dampak positif bagi penyelidikan, tumpahan minyak ini juga dapat kita temukan memiliki dampak buruk di lautan. Apa jadinya jika benar yang terjadi adalah pesawat terbang itu jatuh di lautan?

Minyak yang mengambang di lautan tidak bisa cepat menghilang, setidaknya diperlukan berpuluh tahun agar senyawa itu bisa melebur dengan air laut. Tumpahan itu akhirnya akan menyebabkan kerusakan jangka pendek maupun jangka panjang, untuk lautan dan seisinya.

Minyak yang mencapai pantai akan menempel pada pasir dan batu-batuan. Tumbuhan di sekitar pantai pun akan menyerap minyak, menjadikan ekosistemnya rusak — dan membuat semua area tidak cocok untuk ditempati makhluk hidup.

Para peneliti berpendapat, residu yang dihasilkan dari minyak hanya akan berkurang empat persen setiap tahunnya.

Tumpahan bagi satwa laut adalah ancaman besar, termasuk burung laut. Mereka yang mencari makan dengan menerjunkan diri ke lautan, tentu akan terkena tumpahan minyak ini. Burung yang sudah terlumuri minyak menjadi tidak bisa terbang, juga berisiko hipotermia, karena bulunya akan tidak "tahan air" lagi.

Bagi binatang yang bernapas di laut, minyak menjadikan mereka sulit bernapas, sulit berkomunikasi. Sementara minyak yang menyerap ke makanan mereka, akan dapat meracuni.