Rasisme Ancam Piala Dunia

By , Selasa, 11 Maret 2014 | 16:05 WIB

Kurang dari 100 hari menjelang perhelatan akbar Piala Dunia 2014, aksi rasisme kembali terjadi di sepak bola Brasil. Presiden Brasil pun bereaksi keras dan mengingatkan rakyatnya bahwa aksi rasisme itu dapat mencoreng Piala Dunia Brasil 2014 dan rakyat Brasil secara keseluruhan.

Kasus rasisme terakhir yang dialami eks gelandang tim nasional Brasil yang kini bermain di klub Santos, Marcos Arouca da Silva. Pemain yang akrab dipanggil Arouca itu dicemooh dengan kata-kata “monyet” oleh sejumlah penonton saat dia diwawancarai setelah pertandingan Santos melawan Mogi Mirim, Kamis (6/3).

“Ini tidak bisa diterima. Hal seperti ini masih terjadi pada hari-hari ini— menunjukkan bahwa umat manusia masih harus melakukan banyak untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Arouca dalam pernyataan terbuka, Jumat (7/3).

“Pembiaran terhadap orang yang melakukannya sama berat dengan perbuatan rasisme itu sendiri. Karena itu, janji-janji saja tidak akan menyelesaikan kesenjangan pendidikan dan kemanusiaan ini,” kata Arouca, mendesak para pelakunya ditindak tegas.

Penghinaan berbau rasistis terhadap Arouca itu terjadi hanya sehari setelah cemoohan rasis pula ditujukan kepada wasit Marcio Chagas da Silva saat memimpin laga kejuaraan Negara Bagian Rio de Janeiro antara Esportivo dan Veranopolis.

Insiden terbaru itu membuat Presiden Brasil Dilma Rousseff langsung menyampaikan pernyataannya melalui situs Twitter: “Tidak bisa diterima di Brasil, negeri dengan populasi warga kulit hitam terbesar di luar Afrika, terjadi kasus rasisme,” kata Rousseff, seperti dilaporkan Xinhua, Senin (10/3).

Presiden Rousseff pun bertekad menyebarkan pesan antirasisme pada tema Piala Dunia 2014. “Kami akan bawa isu rasisme. Kami telah sepakat dengan PBB dan FIFA bahwa Piala Dunia nati adalah Piala Dunia melawan rasisme,” ujarnya.

Aksi penghinaan terhadap Arouca diyakini merupakan perbuatan beberapa pendukung klub Mogi Mirim. Ketua Mogi Mirim, eks bintang Brasil, Rivaldo, menjelaskan klubnya tengah meneliti rekaman kamera keamanan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di stadion.

“Saya menentang perilaku-perilaku semacam itu dari orang-orang yang tidak bisa saling menghormati. Kita semua sama,” kata Rivaldo.

Rasisme merupakan sebuah kejahatan di Brasil, tetapi hanya sedikit orang yang pernah didakwa atas perbuatan rasistis itu, dan lebih sedikit lagi yang dipenjarakan.

Sekitar 6 persen dari seluruh penduduk Brasil menempatkan dirinya sebagai ‘orang kulit hitam’, tetapi mayoritas warga dari Brasil yang total berpopulasi 200 juta tersebut menganggap diri mereka ‘berkulit gelap’.