Burung gagak terkenal keras suaranya. Kadang berperilaku menjengkelkan, dan kelihatan menghabiskan waktu sebagian besar waktu di tempat-tempat sampah di perumahan pinggir kota.
Namun menurut hasil studi pakar dari McGill University, Prof. Louis Lefebvre, gagak bisa jadi burung paling kreatif di dunia.
Ada penelitian bagaimana seekor gagak mampu memakai alat di alam bebas; misalnya mencungkil kayu gelondongan dengan ranting. Di Jepang, gagak menaruh kacang dibawah ban kendaraan yang berhenti pada saat lampu merah, untuk membuka kulitnya.
Perilaku pembuatan alat pada spesies nonmanusia sangat jarang ditemui, gagak mungkin yang paling pintar!
Penelitian lain bahkan menyatakan beberapa spesies gagak liar menunjukkan pemahaman yang lebih baik dibanding simpanse dalam soal membuat dan memakai alat.
Para peneliti Inggris juga mencatat kalau burung yang hidup berkelompok dan kawin sekali saja seumur hidup ini membuat alat di penangkaran. Gagak New Caledonia bernama Betty membuat cantelan lengkung dari kabel bekas untuk membantunya meraih makanan dalam suatu tabung sempit.
Gagak juga sensitif. Kevin McGowan, ornitolog dari Cornell menyelidiki satu populasi gagak dekat Ithaca, New York, selama 16 tahun. Ketika virus west nile menyerang, ia melihat perilaku layaknya manusia— gagak yang sehat berdiri menjaga yang sekarat, dan yang betina ditinggalkan membawa anak-anaknya kembali bersama ke tempat orangtuanya.