Kucing-kucing Liar dari Belantara Sumatra, Eksotika nan Terancam

By National Geographic Indonesia, Senin, 13 September 2021 | 18:09 WIB
Kucing congkok (Prionailurus bengalensis) merupakan spesies berisiko rendah menurut IUCN, sebab ia terdistribusi secara luas, tetapi terancam oleh hilangnya habitat dan perburuan di beberapa bagian persebaran. Satwa ini merupakan salah satu spesies karnivora paling luas di Asia, dan dapat ditemukan di sebagian besar Asia selatan. (National Museum of Scotland)

Nationalgeographic.co.id—Lima jenis kucing hutan terbukti mendiami daerah antara Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling di Provinsi Riau. Keberadaan lima jenis kucing liar yang empat di antaranya dilindungi ini, diketahui dari rekaman kamera yang dipasang tim peneliti WWF-Indonesia. 

Lima jenis kucing tersebut adalah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), macan dahan (Neofelis diardi), kucing batu (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma temmincki), dan kucing congkok (Prionailurus bengalensis).

Lokasi di mana kelima kucing unik tersebut ditemukan adalah  daerah yang dikenal sebagai jalur perlintasan satwa, serta merupakan penghubung dua kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling.

Baca Juga: Mana yang Lebih Berbahaya: Gigitan Kucing atau Gigitan Anjing?

harimau sumatra di hutan Sumatra, Indonesia. (STEVE WINTER)

Selain kucing congkok, semua jenis kucing liar tersebut, adalah satwa dilindungi. Dalam kriteria lembaga konservasi IUCN, keempat jenis kucing liar tersebut termasuk kategori satwa terancam punah (endangered) hingga sangat terancam punah (critically endangered).

Lima jenis kucing sumatera ini membuktikan keunikan dan kekayaan jenis satwa yang dimiliki lanskap hutan Bukit Tigapuluh dan koridor penghubung di area sekitarnya. Artinya, betapa penting upaya serius untuk segera melindungi kawasan tersebut dari ancaman perambahan. Namun demikian, kawasan tersebut mengalami deforestrasi karena pembukaan hutan alam dalam skala besar oleh perusahaan, perkebunan, dan perambahan.

Macan dahan (Neofelis diardi). Macan Dahan Sunda, atau Sundalandia, mendiami hutan primer. Ia tampaknya mampu bertahan hidup di kawasan hutan bekas tebangan, meski dalam jumlah yang lebih sedikit. Kini menghuni kawasan terbatas di Sumatra dan Borneo. (Wikimedia Commons)

Kucing batu (Pardofelis marmorata). Kucing liar kecil dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Sejak 2002, satwa ini terdaftar dalam spesies rentan IUCN. Total populasinya diduga kurang dari 10000 individu dewasa, (Joel Sartore/PhotoArk/National Geographic)

Kucing emas Asia (Pardofelis temminckii, syn. Catopuma temminckii), juga disebut kucing Temminck, adalah kucing liar Asia Tenggara berukuran sedang. IUCN mengklasifikasikannya sebagai spesies Rentan karena perburuan dan hilangnya habitat. ( Johannes Pfleiderer/Flickr)