Gempa bermagnitudo 5 yang mengguncang Sumatra Barat, Kamis (11/9) pukul 00.46 WIB, sekalipun kekuatan gempanya relatif kecil, mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dan menimbulkan korban luka.
Menurut ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, gempa kali ini bersumber di zona Sesar Sumatra, tepatnya di antara segmen Sianok dan Sumani.
Ia menduga, mekanisme gempa kali ini merpakan sesar geser. "Untuk memastikannya memang agak sulit karena magnitudo terlalu kecil," tuturnya. "Gempa ini mengingatkan kita pada gempa kembar di Sumatra Barat pada Maret 2007 dengan magnitudo 6,4 dan 6,3."
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data, pusat gempa berada di 0,5 Lintang Selatan dan 100,53 Bujur Timur, atau sekitar 14 kilometer barat daya Tanah Datar. Kedalamannya sekitar 10 km.
Gempa ini menyebabkan beberapa bangunan di Nagari Priangan, Tanah Datar, retak-retak. Kondisi RSUD Padang Panjang juga retak dinding bangunannya. Ada pun kerusakan bangunan dan fasilitas umum, berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar, tersebar di tiga kecamatan: Kecamatan X Koto, Batipuh, dan Pariangan.
Sementara tercatat ada 19 rumah warga dan sejumlah fasilitas umum, seperti satu kantor walinagari, satu masjid, dan dua bangunan sekolah, mengalami rusak sedang hingga ringan.
Selain itu, sebuah jembatan dan saluran irigasi ikut rusak.
Menurut Irwan, dengan kekuatan gempa relatif kecil, seharusnya tak merusak bangunan jika konstruksinya memenuhi standar tahan gempa. "Di daerah yang gempanya berulang seharusnya memang bangunan rumah-rumahnya disiapkan tahan gempa," ujarnya.
Selain itu, harus juga diperhatikan perencanaan wilayahnya. Jalur sesar harusnya dihindari untuk permukiman karena daya rusak terhadap bangunan sangat besar.