Sekelompok arsitek, di tepian sebuah kanal di Amsterdam mulai membangun rumah yang dicetak dengan printer 3D. Jika mereka berhasil, ini akan menjadi rumah pertama di dunia yang dibangun dengan printer 3D.Perusahaan pembuatnya, DUS Architects, mulai membangun pada awal 2014. Kini, pengunjung atau wisatawan yang melintas bisa membeli tiket seharga sekitar Rp39 ribu untuk melihat sekaligus membantu membiayai pembangunan.DUS Architects menggunakan The KamerMaker, sebuah printer 3D yang dipasang di dalam kontainer bekas setinggi 6 meter. Ia berfungsi seperti layaknya 3D printer untuk PC desktop, mencetak dengan plastik panas secara berlapis-lapis. Sebelumnya, printer ini sudah digunakan untuk mencetak benda yang lebih kecil, termasuk bangku.Pada pembangunan rumah ini, tiap kamar akan dicetak secara terpisah seperti blok-blok besar yang akan disusun menjadi satu layaknya Lego. Kamar yang baru selesai cetak akan ditumpuk di atas kamar yang sudah lebih dulu diselesaikan.Bangunan ini nantinya akan tampak seperti rumah tradisional Belanda dan rencananya akan tuntas dalam 3 tahun. Ia akan dibuka untuk umum sebagai museum desain.Menurut Stephen Ervin, peneliti dari Harvard Fabrication Laboratory, DUS berpotensi menghadapi masalah pada pembangunan rumah tersebut. "Hal-hal yang berfungsi dengan baik pada komputer desktop ataupun di lab belum tentu berfungsi baik pula saat mereka dibuat dalam ukuran lebih besar," ucapnya.