Keluarga dari penumpang Malaysia Airlines di Cina menyatakan kemarahan dan frustrasi mereka dengan pernyataan Perdana Menteri Malaysia bahwa temuan terakhir mengindikasikan bahwa sistem komunikasi penerbangan MH370 dimatikan dengan sengaja.
Ia mengatakan "gerakan pesawat konsisten dengan aksi disengaja seseorang di pesawat."
Pesawat itu hilang sepekan lalu dengan membawa 239 orang penumpang.
Penerbangan Kuala Lumpur-Beijing itu terakhir kontak dengan menara pengawas udara di atas Laut Cina Selatan ke sebelah timur Malaysia, sekitar satu jam setelah lepas landas.
Berdasarkan bukti satelit dan radar, kata Najib, pesawat itu mengubah arah dan kemungkinan terbang selama tujuh jam. Setelah melihat konferensi pers Najib Razak di layar besar di ruang konferensi Beijing, mereka memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran dan ingin mendiskusikannya dengan pejabat maskapai yang berada di sana.
Direktur perdagangan Malaysia Airlines Hugh Dunleavy mengatakan ia tidak diizinkan merespon pertanyaan apa pun, karena situasinya mulai menjadi seperti "investigasi kriminal."
Seorang ayah penumpang bernama Wen menuduh Malaysia melakukan "transaksi."
"Ini tampak seperti transaksi. Anda melakukan transaksi bisnis. Silakan saja. Tapi jangan jadikan keluarga kami sebagai jaminan. Tolong kembalikan mereka dan baru lakukan transaksi sesuka Anda," kata Wen, seperti dikutip kantor berita AP.
Baca juga Meredam Amarah Warga Malaysia