Bertahan Hidup Setelah Pesawat Jatuh

By , Senin, 17 Maret 2014 | 14:37 WIB

Pencarian masih berlanjut untuk 239 penumpang dan kru dari Malaysia Airlines, pesawat Boeing 777-200 yang menghilang semenjak 8 Maret lalu.

Seandainya dengan asumsi pesawat memang jatuh ke samudera, berapa lama dan bagaimana caranya seseorang dapat bertahan hidup di laut lepas?

1. Pertama-tama yang harus dipikirkan, tentu saja, menyelamatkan diri dari pesawat saat terjadi tabrakan. Anehnya, tingkat keberhasilan menyelamatkan diri di sini cukup baik. Menurut National Transportation Safety Board (NTSB), lebih dari 95 persen penumpang pesawat yang mengalami kecelakaan, dapat survive.

Para ahli mencatat bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan peluang mereka bertahan hidup, seperti memakai alas kaki dan pakaian yang tepat. Artinya, tidak menyulitkan.

"Bayangkan Anda harus melarikan diri dari pesawat yang terbakar. Bagaimana Anda melakukannya dengan sepatu hak tinggi? Sandal flip-flop?" kata Cynthia Corbett, spesialis bidang human factors di Federal Aviation Administration (FAA), pengatur dan pengawas penerbangan sipil di AS.

Studi telah mengungkapkan, orang yang duduk di belakang sayap pesawat memiliki peluang 40 persen lebih besat untuk selamat ketimbang yang duduk di bagian depan pesawat. Dan baris kursi dekat jalur keluar adalah yang teraman.

Berdasarkan studi juga, 90 detik setelah benturan amat krusial—jika Anda tetap tenang dan keluar pesawat pada saat tersebut, tingkat survival Anda jauh lebih baik. "Itu mengapa penting untuk tahu apa yang harus dilakukan, bahkan tanpa perintah," terang Corbett lagi, "Beberapa orang duduk dan menunggu perintah, dan jika mereka tidak mendengar satu pun?"

2. Setelah selamat dari pesawat, tantangan berikutnya yang perlu dihadapi penumpang adalah bagaimana bertahan di laut, baik berada di atas sekoci maupun di laut lepas.

Umumnya sekoci atau perahu membuat seseorang lebih dapat bertahan hidup, karena terhindar dari kelelahan mengambang di air, atau kemungkinan diserang ikan hiu. Sekoci biasa dilengkapi pula dengan perangkat pertolongan pertama.

Tapi, tidak semua pesawat terbang memiliki sekoci. FAA mewajibkan sekoci penyelamat untuk setiap pesawat komersial yang terbang "extended overwater operations" — biasanya didefinisikan 81 kilometer atau lebih lepas pantai.3. Namun bahkan orang-orang yang cukup beruntung untuk dapat berada di rakit belum pasti selamat; mereka harus berhadapan dengan dehidrasi dan kelaparan.

Tubuh manusia membutuhkan air untuk bertahan, dan sedikit orang yang telah bertahan selama lebih dari sepekan tanpa air. Suhu, kelembaban serta ukuran kesehatan individu ikut dapat menunjang atau mempersingkat hidup. 

Di lepas pantai, kebanyakan kura-kura, burung dan ikan cukup aman untuk dimakan tanpa dimasak. Racun laut relatif jarang ditemukan pada ikan," urai Claude Piantadosi, seorang profesor kedokteran dari Duke University Medical Center, mengatakan kepada National Geographic.

Lantas bagaimana dengan air? Bisakah meminum urine saat tidak ada persediaan air lagi? Piantadosi berujar, "Walau memungkinkan, minum urine Anda sendiri tidak dianjurkan, oleh karena akan kembali menelan garam yang sebenarnya berusaha dihilangkan ginjal Anda."

4. Di dalam air, tanpa pelampung, orang akan menjadi lelah dalam hitungan jam, terlebih dalam air yang bersuhu dingin. Hiu juga menjadi salah satu ancaman, meski serangan hiu tidak sama seperti yang dipikirkan oleh banyak orang.

Ancaman yang lebih nyata adalah hipotermia. Suhu air di permukaan Teluk Thailand —area di mana Malaysia Airlines kemungkinan terjatuh— yakni sekitar 27 derajat celcius, yang akan meningkatkan kemungkinan harapan hidup bagi orang-orang yang mengambang dalamnya.