Tiga Kali Gelar Referendum, Keinginan Rakyat Krimea Tetap Sama

By , Senin, 17 Maret 2014 | 15:41 WIB

Sampai dengan hari ini, Senin (17/3), hasil resmi referendum menunjukkan kalau lebih dari 95 persen warga pemilik hak suara mendukung Krimea bergabung ke Rusia.

(Lihat: Pilihan Krimea "Pulang ke Rumah")

Catatan menunjukkan kalau hasil referendum membuat Krimea menjadi bagian dari Rusia, referendum yang memenangkan ambisi Rusia ini sudah kali ketiga.

Sejarah menunjukkan, Semenanjung Krimea sejatinya adalah bagian dari Federasi Rusia. Pada Mei 1954, Uni Soviet menempatkan Krimea menjadi wilayah Ukraina.

Kemudian, pada 1992, parlemen Krimea mendeklarasikan kemerdekaan sebagai bentuk penundaan referendum yang dihelat otoritas Ukraina. Sebelumnya, ada referendum pada 1991 di Krimea. Tujuan referendum adalah mengetes keinginan warga Krimea untuk menjadikan wilayahnya sebagai repubilik otonomi di bawah Ukraina atau bergabung dengan Rusia. Referendum pada 1994 juga bertujuan sama.  

Kemudian, pada 6 Maret 2014, mahkamah agung Krimea memutuskan menggelar referendum yang terwujud pada Minggu, 16 Maret 2014. Ada sekitar 1,5 juta pemilih yang ikut ambil bagian dalam referendum tersebut.

Hasil referendum yang menunjukkan hasrat kuat untuk bergabung ke Rusia sudah barang tentu bakal ditentang negara-negara Barat seperti AS, Jerman, Perancis, dan Inggris, tulis AP pada Senin. Negara-negara itu bakal menyatakan kalau referendum Krimea menyalahi konstitusi negara Ukraina.