Leivesley mengatakan, sistem komputer pesawat memang mengagumkan namun bukan berarti tak ada celah untuk membobolnya.
"Ada beberapa cara [untuk membobolnya], bagaimana pun, karena ada gap dalam sistem tersebut dan perangkat genggam seperti telepon seluler bisa melakukannya," kata Leivesley yang bersama rekannya kini aktif melatih kalangan pemerintahan Inggris untuk melawan terorisme.
Diragukan
Bagaimana tanggapan pakar lain terhadap dua teori "gila" tersebut? Mungkinkah itu memang yang terjadi pada Malaysia Airlies MH370?
Menanggapi soal kemungkinan MH370 bersembunyi di balik SIA68, pakar radar dari University of College London, Hugh Griffiths, mengatakan bahwa bersembunyi di balik pesawat lain mungkin, tapi dalam konteks MH370 itu sulit.
Ada dua radar yang bisa melacak pesawat, sipil dan militer. Radar militer lebih mumpuni dibanding sipil.
Griffths mengestimasi, untuk bersembunyi sekalipun, MH370 takkan bisa terlalu dekat dengan SIA68. Bila jaraknya 1 kilometer saja, maka radar militer sudah bisa membaca bahwa ada dua pesawat.
Meski demikian, memang, semua tergantung pada interpretasi radar. Radar bisa saja membaca ada dua obyek, namun apakah obyek itu dipandang sebagai obyek berbeda?
Dalam kasus pengeboman oleh Jepang di Pearl Harbor pada tahun 1941, Amerika Serikat sebenarnya telah membaca adanya obyek yang bergerak dalam radar. Namun demikian, pengeboman akhirnya tetap tak dapat dihindari.
Sementara itu, soal kemungkinan pembajakan dengan telepon seluler, asscotiate professor di RMIT, Cees Bil, seorang pakar desain pesawat, meragukannya.
"Saya tidak berpikir itu bisa terjadi. Tak mungkin ada cara telepon seluler bisa melakukannya," katanya. Bahkan bila sistem in-flight entertainment mampu terkoneksi dengan USB, tak mungkin penumpang bisa mengakses sistem komputer pesawat.
"Saya tak percaya perangkat sederhana seperti telepon seluler bisa mengganggu sistem," katanya lagi.