Faktor Kurangnya Sumber Daya Akibatkan Kanker Payudara Berkembang

By , Jumat, 21 Maret 2014 | 19:01 WIB

Menurut hasil penelitian Prof. Peter Boyle, Direktur University of Strathclyde, Institute of Global Public Health, di International Prevention Research Institute (iPRI) Prancis, angka kasus kanker payudara yang ditemukan mencapai 1,6 juta kasus per tahun.

Kanker payudara juga menunjukkan peningkatan dengan rasio 3,1 persen per tahun. Sebanyak 450.000 kematian akibat kanker ini tercatat dalam kurun setahun.

Ini bukan berita buruk. Prof. Boyle mengatakan, angka kematian kanker payudara berada pada titik terendah selama 100 tahun.

Jumlah kematian setiap tahun ini sekarang sama rata antara negara maju dengan negara berkembang.

Tapi ada perbedaan bahwa negara berkembang wanita lebih banyak yang didiagnosis saat penyakit tahap lanjut. Pun penelitian menunjukkan wanita yang status finansial kurang akan terlambat dalam diagnosis kanker payudara serta tidak mendapatkan konsultasi medis yang diperlukan, dibandingkan wanita dengan status finansial yang baik.

Dalam laporan iPRI yang dipublikasikan 2012 lalu terungkap, di negara-negara berpendapatan tinggi seperti Inggris dan Australia, tidak banyak wanita didiagnosis kanker dengan stadium lanjut (III) dan metastatik (IV). Namun sebaliknya, di negara-negara berpendapatan rendah seperti Kenya dan Uganda, hampir semua wanita terdeteksi saat sudah memasuki tahapan itu.

"Meskipun ada kabar gembira, tetapi yang sangat mengkhawatirkan di saat ini yakni masih ada begitu banyak kematian yang dapat seharusnya dicegah. Faktor kesadaran dan sumber daya, memainkan peran vital dalam situasi ini," simpulnya.