Kantong Plastik, Bahan Dasar yang Bagus untuk Diesel

By , Sabtu, 22 Maret 2014 | 19:55 WIB

Dari sebuah studi yang dilaporkan pada jurnal Fuel Processing Technology, limbah kantong plastik, yang jumlahnya sangat banyak baik di darat atau di laut, ternyata bisa dikonversi menjadi bahan bakar untuk diesel. Ia juga bisa dijadikan produk minyak bermanfaat lainnya.Konversi itu sendiri menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk pemrosesan. Bahan bakar yang dihasilkan untuk transportasi, misalnya diesel, nantinya bisa dicampur dengan ultra low-sulfur diesel dan biodiesel yang sudah ada saat ini.Produk lain, seperti gas alam, naphtha (sejenis pelarut), bensin, lilin dan minyak pelumas lain seperti oli juga bisa dibuat dari kantong plastik.Menggunakan pendekatan (disebut pyrolysis) yang ditemukan, termasuk memanaskan plastik-plastik itu pada ruang bebas oksigen, ada kelebihan lain yang didapat."Jika dari proses distilasi minyak mentah Anda hanya bisa mendapatkan sekitar 50 sampai 55 persen, dari kantong plastik Anda bisa mendapatkan hasil hampir 80 persen karena salah satu bahan pembuat plastik adalah minyak mentah," kata Brajendra Kumar Sharma, peneliti dari Illinois Sustainable Technology Center (ISTC), Amerika Serikat yang mengetuai penelitian.Sebelum ini, studi menggunakan pyrolysis untuk mengonversi plastik menjadi minyak sudah pernah dilakukan. Namun Sharma dan timnya melakukan studi lebih lanjut dengan memecahkan minyak mentah menjadi beberapa produk berbasis minyak dan menguji coba apakah bahan bakar diesel yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar nasional."Setelah ditambahkan antioksidan, campuran dari hasil distilasi ini menghasilkan bahan bakar setara dengan bahan bakar standar diesel #2 AS dan memenuhi seluruh spesifikasi yang dibutuhkan untuk bahan bakar diesel yang digunakan saat ini," sebut Sharma.Menurut Worldwatch Institute, warga AS sendiri membuang sekitar 100 miliar kantong plastik bekas per tahunnya. Padahal, menurut catatan US Environmental Protection Agency, hanya sekitar 13 persennya saja yang didaur ulang. Sisanya, teronggok menjadi sampah di darat atau hanyut di sungai dan menuju ke laut.