Di Korea, Sekolah Batasi Penggunaan "Smartphone" dengan Aplikasi

By , Sabtu, 22 Maret 2014 | 19:15 WIB

Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, smartphone berguna membantu kegiatan belajar-mengajar, tetapi juga berpotensi mengalihkan konsentrasi siswa di kelas.

Menyadari hal ini, menurut laporan Mashable, sejumlah sekolah di Korea Selatan bereksperimen memakai software untuk membatasi pemakaian gawai pintar tersebut ketika sedang belajar.

Software bernama "iSmartKeeper" tersebut sedang diuji coba oleh setidaknya 11 sekolah di Seoul dan sekitarnya. Siswa diharuskan mengunduh versi mobile dari program tersebut sehingga para guru bisa mengendalikan ponsel mereka lewat desktop.

Para pengajar bisa mengunci ponsel (milik siswa) di sekolah dan hanya membolehkan panggilan darurat. Bisa pula diatur agar smartphone hanya bisa menelepon, SMS, atau mematikan aplikasi tertentu.

Dengan demikian, para guru bisa memblokir aplikasi yang berpotensi mengganggu kegiatan belajar-mengajar secara spesifik, misalnya layanan media sosial dan pesan instan. Sementara itu, aplikasi-aplikasi edukasi tetap bisa digunakan.

"iSmartKeeper" menggunakan data lokasi untuk melacak para siswa dan hanya mengaktifkan pembatasan-pembatasan tersebut saat mereka berada di sekolah.

Program ini didukung oleh Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul. Rencananya, penggunaan aplikasi yang masih diuji coba itu akan diperluas ke sekolah-sekolah lain.

"Sejauh ini sudah 600 sekolah dari seluruh negeri yang tertarik menggunakan program tersebut. Sebanyak 30.000 siswa telah terdaftar di dalam sistemnya," ujar Profesor Han Gyu-sang dari Gongju National University of Education, yang telibat dalam pengembangan iSmartKeeper.

Aplikasi yang bersangkutan juga menyediakan tool untuk orangtua yang tertarik memberlakukan batasan serupa pada smartphone anak mereka, ketika berada di rumah.

Saat ini, iSmartKeeper baru tersedia untuk smartphone Android. Namun, Gyu-sang mengatakan, versi iPhone dari aplikasi itu akan segera dirilis pada bulan depan.