Melibatkan Masyarakat Madani dalam Konservasi Jantung Borneo

By , Jumat, 28 Maret 2014 | 11:56 WIB

WWF-Indonesia, WWF-Malaysia, dan Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi (FORMADAT) pada Kamis lalu (26/3) menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka membangun kemitraan yang lebih kuat dan formal di kawasan Jantung Borneo atau Heart of Borneo (HoB).

Ini adalah bagian dari pendekatan baru untuk memperluas koalisi dan kolaborasi bersama masyarakat sipil dalam rangka konservasi. (Lihat: Memelihara Kelestarian Jantung Kalimantan)

Berdasarkan MoU tersebut, FORMADAT dan WWF bekerjasama mendorong konservasi dan pembangunan berkelanjutan di Dataran Tinggi Kelabit, Maligan dan Krayan; serta berupaya mewujudkan masa depan yang berkelanjutan di tanah air masyarakat adat lokal di Jantung Borneo.

Inisiatif ini, meliputi peningkatan praktik pertanian berkelanjutan, promosi produk lokal, ekowisata lintas batas yang berbasis masyarakat, serta membantu membangun jaringan perdagangan lintas batas yang adil sebagai perwujudan akses pasar yang lebih baik dan mengedepankan kegiatan keberlanjutan.

Dengan dukungan WWF, FORMADAT akan terus bekerja untuk konservasi sumber daya air seperti sungai dan mata air, dan hutan masyarakat. Serta perlindungan situs sejarah budaya — termasuk perlindungan hak kekayaan intelektual kolektif dari masyarakat adat di wilayah dataran tinggi tersebut.

Kerja sama ini sejalan dengan visi ekonomi hijau HoB yang bertujuan untuk melakukan transformasi pada praktik-praktik ekonomi dengan menghargai modal alam. Diharapkan praktik ekonomi ini dapat meningkatkan manfaat bagi masyarakat yang masih bergantung pada sumber daya alam. Secara konkret praktik pengembangan kegiatan ekonomi lokal hijau seperti pertanian premium oleh petani plasma (smallholder), ekowisata yang bertanggung jawab, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta konservasi alam.

"FORMADAT adalah organisasi masyarakat madani pertama yang menjalin kemitraan dengan WWF di perbatasan Indonesia dengan Malaysia dalam kawasan HoB," ujar Direktur Kebijakan, Keberlanjutan dan Transformasi WWF-Indonesia, Budi Wardhana, yang hadir dalam acara penandatanganan."Ke depannya, WWF berharap dapat menjalin kemitraan yang sama dengan organisasi masyarakat lainnya, demi pembangunan Jantung Borneo yang berkelanjutan dan adil," lanjutnya.

Kemitraan FORMADAT dengan WWF-Indonesia sudah terjalin sejak tahun 2004. Sedangkan dengan WWF-Malaysia, kemitraan FORMADAT baru dimulai pada tahun 2008, dengan pengembangkan program pelibatan masyarakat dalam Inisiatif HoB.