Kebun Binatang Kopenhagen, Denmark sudah mendapat kecaman internasional karena pembunuhan terhadap seekor jerapah sehat pada bulan yang lalu. Namun, pada minggu ini mereka mengakhiri hidup empat singa afrika.
Singa-singa itu adalah seekor singa jantan 16 tahun, seekor singa betina dewasa 14 tahun, serta 2 ekor anak singa.
Menurut pemaparan kebun binatang itu, melalui situs web-nya di www.zoo.dk, harus ada pergantian pejantan karena sekarang mereka memiliki dua singa betina baru. Dan karena tidak ada cukup tempat untuk menampung mereka terpisah, berisiko jantan yang tua ini bisa kawin dengan mereka.
"Memang idealnya [kami] harus menjaga dua betina yang muda ini dan menemukan jantan yang cocok. Untuk itu kami juga harus menyingkirkan pejantan tua. Sebab yang pesaing jantan lebih muda juga akan dibunuhnya," antara lain alasan yang disebutkan dalam paparan.
Adapun si singa betina tua, bila kawin dengan pejantan barunya akan sulit melahirkan. Dikhawatirkan pejantan baru tersebut bisa membunuh semua singa yang masih anak-anak (belum matang secara seksual).
Tetapi sementara itu, European Association of Zoos and Aquaria (EAZA) menyatakan bahwa Kebun Binatang Kopenhagen "masih tidak melanggar satu pun kode etiknya."
Berita ini cepat bergema ke seantero dunia, tak sedikit orang yang langsung mengungkapkan kekagetan dan kejijikannya.
Tindakan Kebun Binatang Kopenhagen waktu itu — membunuh jerapah bernama Marius dan memotong-motongnya di depan umum, juga telah menyulut kemarahan besar di sosial media. (Lihat di sini)
Sampai hari Rabu (26/3) pagi, setidaknya sudah 49.000 orang menandatangani petisi di situs advokasi lingkungan Care2.org, isinya meminta Kebun Binatang Kopenhagen stop membunuh hewan-hewan yang berada dalam kondisi sehat.
"Ketika tingkat keberhasilan perkembangbiakan naik, kadang-kadang diperlukan untuk eutanasia," kata Bength Holst, direktur Kebun Binatang Kopenhagen dalam pernyataan menyoal kematian jerapah, 9 Februari.