Seiring bertambah usia, risiko kebutaan karena rusaknya retina semakin meningkat. Meski begitu, dengan mengetahui faktor risikonya dan melakukan deteksi dini sejak awal, kebutaan dapat dicegah.
Dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Elvioza mengatakan, deteksi kerusakan retina dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah, yaitu dengan tes amsler grid. Terutama bagi mereka yang memiliki banyak faktor risiko seperti berusia di atas 50 tahun, memiliki riwayat keluarga yang positif, merokok, pola makan yang kurang antioksidan, vitamin, dan seng, tes tersebut akan sangat bermanfaat dilakukan.
"Jika dapat terdeteksi lebih dini, kebutaan akan semakin dapat dicegah atau paling tidak prosesnya diperlambat," ujarnya dalam dalam acara temu media opsi pengobatan terbaru untuk AMD basah, di Jakarta.
Cara tes amsler grid
Amsler grid adalah susunan vertikal dan horisontal yang umumnya digunakan untuk mendeteksi gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan retina. Penggunaan amsler grid di rumah adalah cara yang baik untuk memonitor penglihatan setiap hari.
Cara melakukan tes amsler grid yaitu dengan meletakkan kartu atau lembaran amsler grid pada posisi sejajar denngan mata dengan cahaya yang konsisten dan tidak terik. Kacamata atau lensa kontak yang biasa digunakan untuk membaca juga sebaiknya digunakan. Jarak antara mata dengan kartu yaitu sekitar 35 sentimeter.
Kemudian, salah satu mata ditutup dengan tangan, dan mata yang tidak tertutup dipusatkan untuk melihat titik pada kartu, begitu pula untuk mata lainnya. Setiap area yang garusnya terlihat rusak atau terlihat seperti bintik hitam (black spot) perlu ditandai sebagai perbandingan setiap melakukan tes.
Kendati demikian, Elvioza menegaskan, siapa pun yang telah melakukan tes amsler grid juga perlu melakukan konsultasi ke dokter atau cek mata reguler.
"Gunanya untuk memastikan hasil tesnya sudah benar atau tidak," katanya.
Degenerasi makula
Penurunan fungsi retina dikenal dengan istilah degenerasi makula terkait usia atau age-related macular degeneration (AMD). Elvioza menjelaskan, retina memiliki pusat bernama makula yang terdapat fovea. Pada fovea, ada sel-sel fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi gelombang listrik yang kemudian menjadi impuls ke otak dan mengartikannya menjadi penglihatan.
Pada pasien AMD, terjadi penumpukan hasil metabolisme yang menghalangi sel-sel fotoreseptor melakukan tugasnya. Inilah kenapa penglihatan pasien AMD pun berangsur-angsur memburuk dan mengalami kebutaan.