Kepolisian Malaysia, Rabu (2/4), memperingatkan bahwa misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines mungkin saja tidak akan pernah terungkap.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Kepala Kepolisian Khalid Abu Bakar, selagi Perdana Menteri Najib Razak bertolak ke Australia untuk membicarakan pencarian itu.
"Proses penyelidikan bisa berlangsung lama. [Karena] kita harus menjawab semua hal-hal kecil," kata Khalid.
"Pada akhir penyelidikan, mungkin saja kita tidak pernah tahu apa penyebabnya. Kami mungkin tidak akan pernah mengerti kenapa insiden ini terjadi," katanya.
Dia menambahkan, lebih dari 170 wawancara telah dilakukan dengan keluarga pilot dan awak pesawat, bahkan isi kargo dan makanan yang disajikan di pesawat telah diperiksa untuk menjawab kemungkinan sabotase.
Kepolisian Malaysia menyelidiki latar belakang 239 penumpang pesawat yang hilang itu, termasuk 12 kru kabin, ditambah memeriksa para kru darat dan teknisi. Investigasi polisi itu terfokus pada kemungkinan pembajakan, sabotase, atau masalah psikologis di antara penumpang dan awak.
Sementara itu, Najib Razak akan tiba di Perth, Australia, pada Rabu malam ini. Dia akan mengunjungi Pusat Koordinasi Instansi Bersama (JACC) yang melakukan pencarian di selatan Samudra Hindia.
Dia juga akan bertemu Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan pensiunan petinggi militer Angus Houston, yang memimpin JACC.
Sebelumnya pada Selasa (1/4), Angus Houston mengatakan, ini merupakan pencarian "paling menantang" yang pernah dilakukan dan bisa memakan waktu berminggu-minggu.
Area pencarian pada Rabu (2/4) adalah seluas 221.000 km persegi, tetapi kondisi berawan disertai "kabut laut dan badai yang terisolasi" akan mengurangi jarak pandang untuk pesawat melakukan pencarian, JACC mengatakan dalam sebuah pernyataan.