Soda Bukan Penyebab Gangguan Lambung

By , Kamis, 3 April 2014 | 16:37 WIB

Minuman bersoda (berkarbonasi) sering dituding meningkatkan asam lambung dan menimbulkan gangguan pencernaan. Ternyata, minuman bersoda bukan penyebab utama gangguan lambung.

Menurut dokter ahli gastroenterologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, selepas diskusi "Kupas Fakta tentang Karbonasi dalam Minuman", Rabu (2/4) di Jakarta, gangguan lambung gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat lambatnya pengosongan lambung, serta kelainan pada klep antara lambung dan kerongkongan.

Seseorang bisa terkena GERD jika terlalu sering mengonsumsi alkohol, coklat, keju, dan jika obesitas.

Ia menepis anggapan bahwa karbonasi, yakni penambahan zat karbondioksida ke dalam minuman bersoda, adalah penyebab GERD. Namun, minuman bersoda dianggap faktor yang memperparah sehingga penderita GERD dianjurkan tidak mengonsumsi minuman itu.

Berdasarkan informasi di www.mayoclinic.org, GERD ditandai oleh perasaan seperti terbakar pada bagian dada (heartburn), rasa pahit di lidah, kesulitan menelan, batuk kering, dan bersendawa terus-menerus.

Tak berefek langsung

Pendapat senada dikemukakan Puspo Edi Giriwono, peneliti Southeast Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan hasil penelitian SEAFAST Center, karbonasi dalam minuman bersoda tidak berefek langsung terkait GERD.

Di beberapa negara seperti Italia, Swedia, dan Australia, kata Puspo, telah dilakukan penelitian. Hasilnya? Tidak ada hubungan nyata antara minuman berkarbonasi dengan kanker kerongkongan. Risiko kanker kerongkongan meningkat karena rokok, alkohol, obesitas, serta konsumsi obat-obat tertentu.