Apakah Malaysia Sembunyikan Informasi Hilangnya MH370?

By , Jumat, 4 April 2014 | 11:03 WIB

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, Jumat (4/4), berpendapat pemerintah negaranya menyembunyikan informasi soal pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret 2014.

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia ini mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa sistem radar Malaysia punya kemampuan untuk melacak setiap perubahan rute penerbangan pesawat itu.

Anwar menyatakan keheranan pula bagaimana bisa sistem radar canggih Marconi yang dibeli Malaysia saat dia menjabat Menteri Keuangan pada 1994 gagal mendeteksi penyimpangan penerbangan MH370.

"Tidak hanya tak bisa diterima, tetapi tidak mungkin. Tidak layak terjadi (pesawat itu) melintasi setidaknya empat provinsi di Malaysia tanpa terdeteksi," ujar Anwar. "Saya percaya pemerintah (Malaysia) tahu lebih banyak daripada kita," ujar dia.

"Kami tidak memiliki kecanggihan Amerika Serikat atau Inggris, tetapi kami memiliki kapasitas untuk melindungi perbatasan kami," ujar Anwar. Sistem radar Malaysia berbasis di dekat Laut China Selatan menjangkau hingga ke daratan Malaysia.

Anwar pun membela pilot pesawat, Zaharie Ahmad Shah (53), yang adalah teman pribadi dan sekaligus anggota partai politiknya. "Jika Anda mengatakan atau menduga pilot terlibat, bagaimana dengan (dugaan) penyembunyian (informasi)? " kata dia.

"Dia (Pemerintah Malaysia) tak bisa menyembunyikan pembacaan radar. Dia tak akan bisa memerintahkan angkatan udara untuk tetap benar-benar diam," ujar Anwar.

Anwar dijatuhi vonis lima tahun penjara untuk tuduhan sodomi, hanya beberapa jam sebelum pesawat MH370 hilang. Pengadilan panel banding membebaskan Anwar untuk tuduhan yang diduga dilakukan pada 2012 tersebut dengan sejumlah jaminan.

Menjadi "the rising star" di partai yang lama berkuasa di Malaysia, Anwar dipecat secara mengejutkan pada akhir era 1990-an. Dia menuduh ada upaya dari rezim berkuasa untuk menghancurkan karier politiknya memakai tuduhan palsu.

Anwar memimpin koalisi partai pro-demokrasi yang mengguncang pemerintah dengan capaian lebih dari suara rakyat dalam pemilu pada tahun lalu. Namun, capaian suara itu tak cukup untuk mengamankan kemenangan mereka.